Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Magelang. Desa Bandungrejo di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang mempunyai sekitar 40 jenis kesenian tradisional. Desa itu dikenal menjadi salah satu pusat kesenian tradisional yang masih terus lestari dan dipentaskan hingga ke berbagai daerah. Hampir semua warga masyarakat terlibat dalam kegiatan itu terutama sebagai pemain.
"Kesenian di sini lumayan banyak, di Dusun Bandungrejo ada 16 kelompok kesenian, di tingkat desa ada 40, dan di tingkat kecamatan ada 120," Kepala Desa Bandungrejo, Pujiono disela-sela acara pentas.
Dari puluhan kesenian tradisional itu kata Pujiono diantaranya topeng ireng, kuda lumping, soreng, kubro, dan lain-lain. Sampai saat ini seni budaya tersebut terus dijaga oleh masyarakatnya secara turun temurun.
"Melalui seni itu, masyarakat bisa sekaligus mempupuk kebersamaan dan gotong royong. Unikny semua masyarakat mulai anak-anak, orang dewasa hingga orangtua terlibat kegiatan seni tersebut," katanya.
Menurut dia, selain kesenian tradisional, desa ini juga kaya akan tradisi. Setiap tahunnya, ada lebih dari lima kegiatan yang rutin digelar oleh masyarakat. Seperti saparan, merti dusun/merti desa, sadranan, festival kesenian, dan lainnya.
Tidak mengherankan jika kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meresmikan desa ini sebagai desa pelestari tradisi. Desa ini dinilai mampu menjaga pelestarian kebudayaan dan tradisi melalui kebersamaan serta kegotongroyongan masyarakat.
"Melalui pelestarian kebudayaan dan tradisi ini otomatis mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Ini adalah implementasi dari undang-undang pemajuan budaya," ujar Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi pada Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Sri Hartini, usai melaunching secara resmi Desa Bandungrejo sebagai desa tradisi.
Menurut Sri, kebersamaan warga Desa Bandungrejo sangat luar biasa hingga dirinya begitu mengapresiasi hal ini. Apalagi image yang ada saat ini adalah tradisi gotong royong yang semakin ditinggalkan.
"Tapi di desa ini tidak. Semoga saja ini menjadi langkah awal dan diharapkan bisa ditiru desa lainnya. Masih banyak yang perlu digali," katanya. dtc