Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Samosir. Sebuah jembatan yang menghubungkan 2 dusun, yakni dusun I Aek Liang dan dusun III Galileo di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir, amblas sejak Oktober 2016 hingga kini tak kunjung mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten melalui dinas terkait.
Menurut informasi yang dihimpun medanbisnisdaily.com, Selasa (7/11/2017) dari beberapa warga sekitar, pada Mei lalu, Bupati Samosir Rapidin Simbolon bersama beberapa kepala dinas sudah datang meninjau lokasi itu.
"Bapak bupati dan beberapa kepala dinas, sudah pernah datang dan melihat langsung lokasi ini pada bulan Mei 2017. Tapi sampai saat ini tidak ada perhatian," terang beberapa warga sekitar saat ditemui medanbisnisdaily.com, Selasa (7/11/2017).
Masyarakat berharap perhatian Pemerintah Kabupaten Samosir untuk segera memperbaiki jembatan amblas di Desa mereka. Warga khawatir bila jembatan tidak diperbaiki secepatnya, yang ada akan menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
"Jembatan ini, jalan satu-satunya untuk anak kami ke sekolah. Kami terpaksa harus mengantarkan anak-anak ke sekolah, karena kami takut anak-anak terpeleset disana. Apalagi musim penghujan, kami sangat khawatir, jembatan terbawa arus," tutur warga.
Hal itu turut dibenarkan Kepada Desa Paraduan Hotbin Gurning melalui Sekretaris Desa Sardi Gurning, kondisi jembatan amblas sudah berlangsung lama sejak Oktober 2016.
"Amblasnya jembatan ini, akibat guyuran hujan pada bulan Oktober 2016. Kita dari pemerintah desa, bahkan camat, sudah melaporkan hal ini, bahkan telah mengajukan proposal untuk perbaikan kepada dinas terkait Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samosir dan dinas PU," kata Sardi Gurning.
Agar jembatan itu tetap dapat difungsikan lanjut Gurning, untuk sementara waktu, pihak pemerintah desa bersama warga dusun III, kini menyusun bambu di jembatan.
"Jembatan ini satu-satunya akses yang menghubungkan dusun I dan dusun III. Anak-anak berangkat sekolah, harus melewati jembatan itu. Agar aktivitas warga tetap berjalan dan anak-anak tetap bisa sekolah, bersama warga, kita hanya bisa menyusun beberapa bambu dilokasi jembatan. Tapi itu hanya dapat digunakan untuk sementara waktu," terang Sardi Gurning.
Namun demikian sambung Sardi, pihaknya tidak bisa menjamin keselamatan warga dan anak-anak sekolah saat melewati jembatan. Dan berharap, pemerintah Kabupaten melalui dinas terkait, memperhatikan keluhan mereka.