Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pembangunan tol Serang-Panimbang diperkirakan mengalami kenaikan biaya investasi menyusul adanya penambahan biaya pengadaan lahan untuk ruas tol sepanjang 84 km itu.
Direktur Utama PT Wijaya Karya Serang-Panimbang (WSP) Entus Asnawi mengatakan, hal tersebut berdasarkan hasil appraisal alias penilaian harga tanah di 16 desa yang lokasinya dilalui oleh ruas tol itu.
"Kebutuhan dana untuk pengadaan lahan tol ini (awalnya) sekitar Rp 1,34 triliun. Sekarang kita tandatangani kredit sindikasi sebesar Rp 894 miliar, masih ada Rp 140 miliar lagi yang kurang. Tapi kira-kira berdasarkan prediksi kami, dari 16 desa yang sudah diappraisal, kelihatannya ada kenaikan biaya jadi Rp 1,9 triliun sampai Rp 2,2 triliun," katanya saat ditemui di WIKA Tower 2, Jakarta, Kamis (16/11/2017).
Dengan adanya potensi kenaikan menjadi Rp 2,2 triliun, maka ada selisih atau pembengkakan biaya pembebasan lahan sekitar Rp 860 triliun dari biaya awal sebesar Rp 1,34 triliun.
Bengkaknya harga tanah tersebut kata dia, terjadi karena acuan yang dipakau untuk menghitung harga tanah menggunakan acuan harga tahun 2006, sementara saat ini setelah berselang 11 tahun, harga pengadaan lahan sudah berbeda.
"Perkiraan harganya itu berdasarkan tahun 2006. Harga yang ditetapkan oleh appraisal sudah berbeda lagi. Ini sudah dipertimbangkan harga ekonomis dan tanahnya," ucap dia.
Dia bilang, dengan biaya pengadaan lahan yang membengkak tersebut kemungkinan akan diajukan amandemen perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR.
"Kita akan amandemen dulu PPJT nya dan penjaminannya," tutur dia.
PT Wijaya Karya Serang Panimbang sendiri akan mengelola ruas tol Serang-Panimbang sepanjang 84 km. Skema investasi dilakukan dengan availability payment (AP) dengan membagi paket pembangunan menjadi dua, yakni 51 km untuk WSP dan 33 km dukungan dari pemerintah.
Adapun untuk porsi pemerintah, saat ini tengah dilakukan proses lelang untul pengerjaannya.
Dengan diperolehnya kredit sindikasi sebesar Rp 894 miliar yang ditandatangani hari ini, diharapkan proses pembebasan lahan bisa rampung pada Maret tahun depan.
"Di Serang, di dua desa sekarang sedang melakukan pembayaran. Kalau tidak ada masalah, diharapkan semua pembayaran yang tanpa konsinyasi itu selesai bulan maret 2018. Kalau dengan konsinyasi diharapkan selesai paling lambat di Juni 2018 sehingga tak terlalu pengaruh ke konstruksi," pungkasnya. (dtc)