Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan ada perbedaan doktrin antara polisi yang 'lahir' di zaman orde baru dengan polisi zaman era reformasi. Polisi era orde baru mendapat doktrin militer sementara polisi zaman reformasi didoktrin paham demokrasi.
"Polisi yang sekarang ini ada kan polisi hasil bentukan zaman orde baru, pada saat menjadi bagian ABRI, yang doktrinnya berbeda dengan democratic policing, dan polisi yang lahir di zaman demokratis," kata Tito usai acara peluncuran bukunya berjudul Democratic Policing di gedung LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2017).
Oleh sebab itu Tito menilai perlu adanya kesepahaman doktrin di kepolisian saat ini, yaitu doktrin demokrasi.
"Kedua, komunitas ini kita satukan pemahamannya jadi polisi yang bekerja di era demokrasi. Itu yang kita sebut democratic policing."
Tito menjelaskan polisi tidak boleh lagi merasa dirinya berada di posisi lebih atas dari masyarakat dalam tatanan sosial. Polisi saat ini, lanjut Tito, harus loyal dan menjadi pelayan masyarakat.
"Karena di negara demokrasi ini kekuasaan di tangan rakyat, maka loyalitas Polri, polisi harus kepada rakyat, untuk kepentingan rakyat. Maka mereka harus merubah sikapnya, sikap arogan kepada rakyat, bahkan harus jadi pelayan rakyat," tegas Tito.
Tito menerangkan lebih lanjut, polisi yang demokrasi harus memegang prinsip melindungi rakyat, akuntabilitas atau bertanggungjawab kepada rakyat, menjadikan rakyat sebagai mitra dan memahami kehendak rakyat. (dtc)