Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Brebes. Jumlah pernikahan di bawah umur di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menduduki peringkat tertinggi di Jawa Tengah. Selama Januari-Oktober 2017, Pengadilan Agama Brebes telah mengeluarkan 80 dispensasi pernikahan di bawah umur.
"Pemberian dispensasi dari PA selama 2017 ini sudah mencapai 80 (dispensasi). Jumlah ini dari Januari sampai Oktober 2017," ujar Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Tiara Brebes, Aqilatul Munawaroh kepada wartawan di kantornya, Rabu (22/11/2017).
Sesuai UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, batas minimal wanita diperbolehkan menikah adalah 16 tahun. Sedangkan laki laki adalah 19 tahun.
"Kalau mau menikah di bawah usia tersebut harus meminta dispensasi kepada Pengadilan Agama setempat," lanjutnya.
Perempuan yang akrab disapa Aqilah ini mengungkapkan ada banyak kasus pernikahan usia anak yang tidak mengajukan dispensasi terlebih dulu ke Pengadilan Agama. Hal ini biasanya terjadi di daerah yang jauh dari pusat kota.
Bermacam sosialisasi sudah dilakukan untuk mencegah terjadinya pernikahan usia anak. Beberapa di antaranya adalah sosialisasi tentang kesehatan reproduksi remaja dan gerakan kembali bersekolah.
Tingginya angka pernikahan usia anak menjadi salah satu faktor penyebab masih tingginya angka kematian ibu (AKI) akibat melahirkan. Kondisi fisik dan mental yang belum matang ini menyebabkan kerawanan saat melahirkan. Tahun 2017, AKI Brebes masih menduduki peringkat tertinggi di Jawa Tengah, yakni 29 kasus.
Pemkab Brebes dengan berbagai programnya, telah mengupayakan agar angka kematian ibu bisa ditekan menjadi nol. Salah satu programnya adalah inovasi gerakan sayang ibu di tiap desa, dengan mengaktifkan desa siaga. Antara lain adanya ambulans desa, masyarakat pendonor darah, dan dana sehat dari masyarakat.
Seperti di Desa Kaligiri Sirampok, Brebes, masing-masing orang wajib iuran Rp 2000 per bulan. Dana itu dihimpun oleh desa untuk membantu ibu yang akan melahirkan. Dengan kesiapan masing-masing desa ini diharapkan bisa menekan angka kematian ibu hingga titik nol.
"Tahun 2016 kemarin jumlahnya 52. Sebenarnya angkanya mengalami penurunan, tapi tetap menduduki rangking teratas di Jawa Tengah," paparnya. (dtc)