Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Pyongyang. Korea Utara (Korut) akhirnya menanggapi keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menetapkan rezim komunis itu sebagai negara sponsor terorisme. Korut menyebut keputusan Trump itu sebagai provokasi serius dan malah semakin memantapkan ambisi nuklirnya.
Dengan penetapan itu, AS memiliki wewenang untuk memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Korut. Dalam pernyataan pertamanya menanggapi keputusan Trump itu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (22/11/2017), Korut menyangkal keterlibatannya dalam aktivitas terorisme.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut, dalam wawancara dengan kantor berita resmi Korean Central News Agency (KCNA), menegaskan bahwa pemerintahan Korut sama sekali tidak terlibat dalam aktivitas terorisme.
"Hanyalah alat bagi otoritarianisme ala Amerika yang bisa dibongkar-pasang kapan saja sesuai kepentingannya," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut merujuk pada keputusan Trump itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut itu juga menyebut penetapan negara sponsor terorisme ini merupakan 'provokasi serius dan pelanggaran keras terhadap negara kita yang bermartabat'.
"Tentara dan rakyat kami penuh kemarahan terhadap gangster keji yang berani menempatkan nama negara kami yang suci ini ke dalam daftar 'terorisme' yang menyedihkan," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut itu.
Lebih lanjut, Korut menyebut keputusan Trump itu sebagai 'penghinaan terhadap perdamaian dan keamanan dunia'. Korut juga menyatakan penetapan itu malah semakin memperkuat komitmennya untuk memiliki senjata nuklir buatan sendiri.
"Senjata nuklir DPRK (nama resmi Korut) adalah perlawanan untuk menjaga kedaulatan kami. Selama AS terus melanjutkan kebijakannya yang kejam dan anti-DPRK, pertahanan kami semakin diperkuat," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut itu."AS akan bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh konsekuensi yang dipicu oleh provokasi lancang terhadap DPRK ini," imbuh juru bicara yang tidak disebut namanya. (dtc)