Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Lombok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meminta Indonesia menjadi mediator dalam konflik yang terjadi di negerinya. Dia menyanggupi permintaan itu.
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat menghadiri Munas Alim Ulama Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (23/11/2017).
Jokowi mengatakan permintaan agar Indonesia menjadi mediator konflik itu disampaikan langsung oleh Presiden Ashraf Ghani beberapa waktu lalu dan beberapa ulama Afghanistan saat bertemu dengan Presiden Jokowi beberapa hari lalu di Istana Kepresidenan Bogor.
"Presiden Afghanistan menyampaikan ke saya agar Indonesia mau berperan sebagai mediator memediasi pertikaian yang ada di Afghanistan, dan saya sampaikan bismillah saya sanggupi," kata Jokowi di hadapan para ulama NU.
Jokowi mengatakan Afghanistan memiliki 7 suku. Awal pertikaian dimulai pada 40 tahun silam di antara 2 suku, lantas pertikaian merebak dan masih berlangsung hingga kini.
"Kalau dengar cerita dari beliau ini yang disampaikan ke saya, Afghanistan ini sebetulnya negara kaya, punya deposit emas paling besar di dunia, deposit dan gas besar sekali, tapi tidak bisa dikelola sehingga terjadi pertikaian, konflik," kata Jokowi.
Untuk itu, pada tahap awal ini, Jokowi mengatakan pemerintah Indonesia akan mengundang berbagai kelompok ulama di Afghanistan, termasuk kelompok Taliban, ke Indonesia untuk penyelesaian konflik di Afghanistan.
Nantinya ulama Afghanistan akan bertukar pendapat dengan para ulama Indonesia mengenai penanganan konflik. Tak sampai di situ, para ulama Indonesia juga akan dikirim ke Afghanistan sebagai bentuk konkret keterlibatan Indonesia sebagai mediator konflik di Afghanistan.
"Nanti akan kita undang lagi kelompok ulama lain dan dari kelompok Taliban. Berikutnya akan kita temukan dengan ulama-ulama kita, tim besar dari kita ulama-ulama kita, ulama umara yang kita pilih untuk juga bisa datang ke sana untuk memberikan pengalaman-pengalaman yang ada di Indonesia," kata Jokowi.
Dikatakan Jokowi, alasan permintaan keterlibatan Indonesia tersebut adalah negara lain melihat Indonesia sebagai negara yang netral dan tidak punya kepentingan dengan negara lain.
"Indonesia ini dilihat oleh negara-negara lain, seperti negara yang tidak punya kepentingan, negara yang netral, negara yang dingin dan sejuk disebabkan karena organisasi terbesar di Indonesia adalah Nahdlatul Ulama," katanya. (dtc)