Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Akibat amblasnya ruas jalan Kabupaten penghubung tiga Kecamatan di Desa Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, hubungan transportasi darat dari Kecamatan Dolok Pardamean menuju Kecamatan Haranggaol dan Pematang Sidamanik putus total, sangat berdampak bagi perekonomian warga pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir dan penyedia jasa penyeberangan.
"Amblasnya ruas jalan di Tigaras sangat berpengaruh terhadap jumlah penumpang kapal. Hampir 60% berkurang. Inilah, kita hanya bawa 3 penumpang dan 2 sepeda motor. Biasanya, puluhan penumpang dan 8 sepeda motor," tutur nahkoda kapal kayu KM UD. Sabar Tani penyedia jasa penyeberangan jalur danau, Tigaras-Simanindo, Radot Silalahi, kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (28/1/2017), di Pelabuhan Simanindo, Samosir.
Kendati demikian, sambung Radot, kapal kayu penyedia jasa penyeberangan jalur danau Tigaras-Simanindo dan sebaliknya, tetap beroperasi dan melayani penyeberangan setiap satu jam.
Senada, petugas pos pelabuhan Simanindo dari Dinas Perhubungan Kabupaten Samosir Karnilan Sitanggang, menyampaikan, penurunan jumlah masyarakat pengguna jasa penyeberangan jalur danau Tigaras-Simanindo dan sebaliknya, hampir 50% dari biasanya.
"Jumlah masyarakat pengguna jasa penyeberangan jalur danau Tigaras-Simanindo dan sebaliknya, drastis berkurang. Hampir 50% dari biasanya. Rumah makan pun jadi sepi," jelas Karnilan Sitanggang.
Dia menyampaikan, kemungkinan besar, kondisi itu akan berlangsung hingga 3 hari kedepan.
"Kemungkinan besar, ini berlangsung hingga 3 hari kedepan. Saat ini, jalan amblas memang sudah ditangani, tapi melihat alat besar yang diturunkan hanya satu, saya rasa tidak tuntas 2 hari ini," ujar Karnilan.
Dijelaskan, adapun beberapa penumpang yang menggunakan jasa penyeberangan Tigaras-Simanindo saat ini, berkat bantuan masyarakat Desa Tigaras.
"Masyarakat disana, menawarkan jasa untuk menyeberangkan roda dua. Satu kendaraan yang diseberangkan, membayar sekitar Rp. 20.000. Sebagian, ada yang melalui huta Tabburea, tapi medannya sulit," tutup Karnilan Sitanggang.
Sementara itu, petugas loket kantor unit Simanindo PT. PPSU feri KMP Sumut I dan II, Nella Purba, menyampaikan, hingga saat ini, belum ada kepastian kapan feri KMP Sumut I dan II beroperasi.
"Belum ada kepastian bang kapan beroperasi. Sementara waktu ini, mobil pertamina yang menggunakan jasa penyeberangan melalui feri KMP Sumut I dan II, kini melalui Ajibata. Mereka ambil inisiatif sendiri," ucap Nella Purba.
Pantauan medanbisnisdaily.com, Selasa (28/11/2017), Pelabuhan Simanindo sepi pengunjung.