Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Hingga hari keempat (Kamis, 30/11/2017) Imanuel Silaban atau Nuel (26) menjalani rawat inap di RS Columbia Asia, pihak Universitas Sumatra Utara (USU) tidak mempedulikannya. Pesan singkat berisi pemberitahuan kepada Wkil Rektor V USU Luhut Sihombing oleh adik Nuel, Regina Silaban, sampai hari ini belum mendapat tanggapan. Begitu pula telepon Ibu Nuel, Erida Siahaan, tidak direspon..
"Nampaknya nomor teleponku sudah diblokir Pak Luhut, makanya ku-SMS, tapi nggak dibalas juga," kata Regina menjawab medanbisnisdaily.com.
Nuel yang merupakan korban penganiayaan puluhan petugas Satpam USU di kampus Fakultas Ilmu Budaya (19/20/2017), terpaksa harus menjalani pengobatan rawat inap kembali setelah sempat pulang ke rumah pada 9 November lalu. Kondisi kesehatannya yang masih labil menyebabkan dia mengalami muntah-muntah, kepala pusing-pusing dan air ludah keluar dari mulutnya. Itu sebabnya keluarganya kembali membawanya ke RS.
Penganiayaan hebat yang dialami Nuel sempat membuatnya berada dalam kondisi kritis dan dirawat di ruang ICU. Dari RS Bhayangkara kemudian dipindahkan ke RS Columbia. Pihak USU pada pengobatan tahap I disebutkan telah mengeluarkan biaya sebesar Rp 83 juta.
"Sampai check up kesehatan Nuel pada 23/11 lalu USU masih mau membayar biayanya, tapi untuk pengobatan kali ini belum jelas. Mereka seperti tidak peduli, kami ditelantarkan," kata Regina.
Hari ini, kata Regina, kemungkinan Nuel akan keluar dari RS dan pulang ke rumah. Tergantung hasil pengecekan terakhir dari dokter apakah kadar garam di dalam darahnya sudah kembali normal. Pembiayaannya kemungkinan ditalangi pihak keluarga.
WR V USU Luhut Sihombing yang coba dikonfirmasi tentang pembiayaan Nuel, baik melalui pesan singkat maupun sambungan telepon, belum memberikan jawaban.
Begitu pula Kepala Kantor Humas USU, Elvi Sumanti, yang dihubungi melalui aplikasi Whatsapp, belum menjawab.