Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. AirAsia saat ini sudah kembali terbang dari dan menuju Denpasar, Bali. Namun, penerbangan hanya dilakukan siang hari karena abu Gunung Agung.
Director of Flight Operations Grup AirAsia, Adrian Jenkins dalam rilis AirAsia, Jumat (1/12) mengatakan abu vulkanik tidak dapat terlihat dalam kegelapan. Itu sebabnya penerbangan tidak dilakukan malam hari yang terbatas daya pandangnya.
"Sehingga pilot kami tidak dapat mendeteksi adanya pergeseran awan abu di malam hari, karena kondisi angin yang tidak dapat diprediksi di daerah tersebut," kata dia.
Dalam memutuskan penerbangan mana yang akan dioperasikan, AirAsia mendasarkan pertimbangannya pada arah abu vulkanik. Selain itu ada prakiraan cuaca dari dua vendor internasional terkemuka, serta pemberitahuan dan imbauan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.
Hal ini guna memastikan keselamatan para penumpang dan awak kabin, serta untuk meminimalkan kemungkinan gangguan layanan, seperti pembatalan penerbangan yang mendadak atau pengalihan pendaratan (divert), yang dapat timbul akibat pergerakan abu vulkanik.
Menurut AirAsia, setiap maskapai penerbangan memiliki dasar pertimbangannya masing-masing. Pihaknya tidak mentoleransi adanya potensi yang berpeluang untuk dapat mengganggu keselamatan penerbangan.
"Keselamatan tetap menjadi prioritas utama kami, dan kami akan terus merefleksikannya di dalam operasional kami," tutupnya. (dtt)