Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. RSU Permata Bunda kini memiliki fasilitas Nebulizer Center. Peralatan terapi bagi penderita PPOK (penyakit paru obstruktif kronis) ini diluncurkan bersamaan seminar PPOK Workshop Spirometri, Foto Toraks dan Inhalasi Terapi, di aula Klinik Spesialis Bunda, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sabtu (2/12/2017).
Seminar yang diadakan Klinik Spesialis Bunda dan RSU Permata Bunda bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) itu diikuti sekitar 30 dokter umum. Hadir Direktur Operasional RSU Permata Bunda Helmy Adiputra SAB, Wakil Direktur Medis dr Harry Kriswanda, Direktur Klinik Spesialis Bunda Medan Dr Abdul Rahman, dan Kabid Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dinkes Medan dr Madohar Tambunan.
PPOK adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam bernapas.
Helmy Adiputra menjelaskan, terdapat 10 unit nebulzer center di rumah sakit tersebut, terdiri 5 unit di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), 2 di ruang ICU dewasa, 3 di ruang ICU anak dan 1 di poli paru.
Dengan alat terapi ini, terangnya, dalam keadaan darurat cukup satu jam proses diagnostik terhadap pasien. Fasilitas ini juga dapat digunakan oleh pasien peserta BPJS.
Menurut dr Madohar Tambunan, kehadiran alat terapi Nebulizer Center ini sangat membantu masyarakat penderita PPOK.
“Ini tanda-tanda positif dan sangat baik, karena Medan kini memiliki alat nebulizer center satu satunya, bahkan di Indonesia yang berada di RSU Permata Bunda,” ujarnya.
Madohar berharap, pasien penderita PPOK seperti penderita asma salah satunya memanfaatkan fasilitas ini yang merupakan pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Dalam seminar, dr Tamam Anugrah Tamsil SpP menjelaskan, dari kasus selama ini, lebih dari 50% pasien di RSU Permata Bunda Medan adalah pasien PPOK. Di dunia, diprediksi pada tahun 2020, penyakit PPOK menjadi pembunuh nomor satu.
“Di antara penyebab fungsi paru-paru terganggu, antara lain rokok, asap rokok, asap, polusi lingkungan dan gaya hidup,” terangnya.
Dengan adanya fasilitas nebulizer center ini, pihaknya ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat akan pelayanan medis di dalam negeri, sehingga pasien tak perlu harus ke luar negeri.
Sebagai faskes tingkat pertama, nebulzer center ini merupakan kompetensi dokter umum. Oleh sebab itu ke depan diharapkan juga tersedia di puskesmas-puskesmas di tanah air, khususnya di Medan.