Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Bakal calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) hingga kini belum memiliki calon pendampingnya di Pilgub Jabar. Emil pun ingin mengikuti cara Bacagub Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam menentukan cawagubnya dengan melibatkan kiai dan bu nyai.
Hal tersebut akan dilakukan Emil dengan meminta pendapat para tokoh masyarakat di Jawa Barat. "Definisinya kami minta pendapat pada tokoh-tokoh Jabar," ujar Emil di Hotel Merlynn, Jl Hasyim Ashari, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017).
Para kandidat calon pendampingnya pun diminta melakukan sosialisasi. Ridwan Kamil juga akan melihat hasil survei mengenai para kandidat tersebut.
"Jadi gabungan antara pendapat tokoh Jabar dengan survei adalah cara yang paling baik untuk mendapatkan sebuah kesimpulan yang memadai," tuturnya.
Empat partai yang mendukung Emil untuk bertarung di Pilgub Jabar hingga kini mengirim calonnya masing-masing untuk mendampingi Emil. Emil pun menginginkan agar pemilihan pendampingnya dilakukan melalui musyawarah mufakat.
"Semua harus dimusyawarahkan. Koalisi itu kan ada empat, Golkar, PKB, PPP dan NasDem. Setiap permintaan satu partai harus diobrolkan ke tim koalisi lain. Makanya musyawarah mufakat yang utama," katanya saat ditemui di acara Bandung Inovation Festival di Sabuga, Jalan Tamansari Bandung, Sabtu (2/12).
Sebelumnya Emil juga sempat mengusulkan agar calon pendampingnya dipilih melalui mekanisme kovensi. Hal ini disampaikan Ketua DPW NasDem Jawa Barat Saan Mustopa.
"Penentuan calon wakil ini dibuat mekanisme yang dirasa adil dan diterima oleh partai koalisi. Kang Emil inginnya yang bisa diterima itu melalui mekanisme konvensi," kata Saan, saat dihubungi, Rabu (29/11).
Tidak hanya itu, lanjut Saan, agar penilainnya bisa objektif maka akan dibentuk tim independen yang terdiri dari sembilan orang. Tim itu rencananya akan diisi oleh orang-orang dari kalangan akademisi dan unsur masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda.
"Biar objektif harus ada orang yang ahli. Maka Kang Emil ada ide untuk membentuk tim yang terdiri orang-orang independen, orang-orang yang ahli di bidangnya. Supaya lebih banyak penilaiannya maka dibentuklah sembilan orang," ujar Saan.
Melalui cara tersebut, dia berharap bisa mendapatkan sosok pendamping yang tepat dan diterima oleh semua partai peserta koalisi. Selain itu bisa mempercepat pengumuman pendamping Ridwan Kamil untuk bertarung di Pilgub Jabar 2018.
"Karena Kang Emil ingin wakilnya itu ditentukan akhir Desember ini," ucap Saan.
Jika mengikuti cara Khofifah, awalnya Menteri Sosial itu membentuk tim 9 yang ditugaskan untuk menjaring calon wakilnya. Tim 9 kemudian berganti nama menjadi Tim 17 yang beranggotakan para kiai pengasuh pondok pesantren besar di Jawa Timur.
"Tampaknya tidak Tim 9, tapi menjadi Tim 17. Sebagai bentuk ekspresi loyalitas kita, penghormatan dan penghargaan kita kepada Indonesia," kata KH Asep Saifuddin Chalim, yang merupakan pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto, kepada detikcom di kediaman pribadinya, Selasa (17/10).
Bupati Trenggalek Emil Dardak kemudian terpilih menjadi pendamping Khofifah untuk Pilgub Jatim. Pasangan ini awalnya resmi diusung Partai Demokrat. Keduanya diantar langsung oleh Tim 17 ke Cikeas.
Ketua Tim 17 KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah membenarkan dirinya mengantar Khofifah-Emil ke kediaman Ketum PD SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
"Iya saya juga tadi hadir di Cikeas, sejumlah kiai termasuk saya menghantarkan Bu Khofifah dan Emil Dardak," kata Gus Solah di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Selasa (21/11). (dtc)