Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Solo. Yunus boleh bernapas lega setelah mendapatkan rumah baru bagi anak-anak asuhnya. Setidaknya, ia tak lagi bingung mencari kontrakan yang baru.
Lima tahun mengurus anak dengan HIV/AIDS (ADHA), Yunus dan kawan-kawan Yayasan Lentera sudah tiga kali berpindah tempat. Penolakan masyarakat menjadi penyebab, mereka sulit menetap di satu tempat.
Seperti saat di Kelurahan Bumi, Laweyan, mereka tak bisa memperpanjang kontrak rumah. Mereka lalu berpindah ke Kelurahan Kedunglumbu, Pasar Kliwon.
Tepat dua tahun lalu, 6 Desember 2015, mereka diusir dari Kedunglumbu oleh masyarakat. Beruntung mereka mendapatkan rumah singgah sementara di Purwosari, Laweyan.
Hari ini, Rabu (6/12/2017), mereka resmi menempati rumah singgah atau selter khusus ADHA. Peresmian dilakukan oleh perwakilan Kementerian Sosial dan Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo.
"Tepat dua tahun yang lalu kita diusir dari Kedunglumbu. Adanya shelter ini adalah kolaborasi yang tepat dari pemerintah dan swasta," kata Yunus Prasetyo, pimpinan Yayasan Lentera.
Bangunan itu terletak di dalam kompleks Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bhakti, Pucangsawit, Jebres, Solo. Pendiriannya merupakan hasil kerja sama antara pemerintah dengan program tanggung jawab sosial Lottemart.
Untuk sementara, rumah tersebut berkapasitas 20 anak. Rumah dibagi menjadi empat kamar, yakni dua kamar tidur, satu ruang isolasi dan satu kamar untuk bayi. Saat ini terdapat dua bayi yang tinggal di selter tersebut.
"Nanti kalau sudah kita tingkatkan, di situ ada ruang konseling, ruang bermain anak, interaksi sosial, baru namanya rumah singgah," kata Rudy, sapaan wali kota.
Pemilihan lokasi di TMP kawasan Jurug berdasarkan letak yang strategis. Lokasinya di tepi jalan besar akan memudahkan jika terjadi situasi darurat.
Direktur Rehabilitasi Sosial dan Korban Perdagangan Orang Kemensos, Sonny W Manalu, mengajak pemerintah daerah lainnya untuk mencontoh Kota Solo dalam penanganan ADHA. Solo merupakan kota pertama yang memiliki selter ADHA."Kita ingin tumbuh Lentera-lentera lainnya. Mereka peduli walaupun itu bukan anak-anaknya. Sehingga ADHA merasa dimanusiakan. Jangan sampai mereka menderita lagi," ujar dia. (dtc)