Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Intensitas curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini telah membuat tanaman padi sawah milik petani di Sumatera Utara (Sumut) terkena banjir seluas 7.427 hektare. Dari luasan itu, sekitar 1.944,72 hektare di antaranya terkena puso (mati).
"Itulah laporan yang kami terima dari petugas lapangan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pengamat Hama Penyakit (POPT - PHP) yang ada di kabupaten/kota di Sumut sampai dengan tanggal 13 Desember 2017," kata Kepala UPTD Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Nurhijjah, Kamis (14/12/2017), di Medan.
Menurut Nurhijjah, luas tanaman padi sawah yang paling banyak terkena adalah Kabupaten Serdang Bedagai(Sergai) seluas 4.139 hektare dan yang puso sekitar 1.929,5 hektare.
Kemudian diikuti Kabupaten Deliserdang berkisar 3.199,5 hektare dan yang puso berkisar 2,1 hektare, Kita Tebingtinggi berkisar 80 hektare dan yang puso 4,6 hektare.
Selanjutnya, Kabupaten Dairi yang terkena 5,5 hektare dan semuanya puso. Begitu juga dengan tanaman padi yang ada di Kabupaten Nias Barat yang terkena banjir berkisar tiga hektare dan semuanya puso.
"Jadi yang terparah dan terluas tanaman padi sawahnya terkena banjir adalah Kabupaten Sergai," kata Nurhijjah.
Selain itu, kata dia, pada persemaian padi juga ada yang terkena dampak banjir yakni seluas 168,75 hektare dan yang puso berkisar 69,1 hektare.
Untuk komoditi lain, menurut Nurhijjah, juga ada tetapi luasannya sedikit. Untuk jagung misalnya, yang terkena banjir hanya satu hektare, cabai 1,8 hektare, terung satu hektare, bayan, sawi dan kangkung masing-masing satu hektare. Untuk sayuran tidak ada yang puso.
Untuk upaya yang telah mereka lakukan, pihaknya kata Nurhijjah, telah menginstruksikan kepada POPT-PHP agar meningkatkan pengamatan untuk melihat perkembangan dampak banjir terhadap pertanaman dan melaporkannya secara isedentil ke Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut dalam hal ini UPTD PTPH.
Selain itu, pihaknya juga mengaktifkan posko-posko baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten.
"Kami juga sudah menyurati kabupaten kota tentang kewaspadaan banjir terhadap tanaman yang isinya antara lain, agar kabupaten kota yang tanamannya puso sebagai akibat banjir agar mengusulkan permintaan benih ke Direktorat Perbenihan lengkap dengan calon petani dan calon lokasinya (CPCL)," kata Nurhijjah.