Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Bank Dunia proyeksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,1% atau lebih rendah dari yang ditetapkan pemerintah dalam asumsi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,2%. Dibandingkan tahun lalu, posisi sekarang lebih baik.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves mengatakan, kondisi yang baik ini terlihat dari meningkatnya harga komoditas, yang membuat beberapa data penopang pertumbuhan ekonomi menjadi baik.
"Hal ini sangat positif untuk keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan semakin baik dan akan ada banyak kejutan dan akhirnya sangat baik sekali," kata Rodrigo di Energy Building, Jakarta, Kamis (14/12).
Rodrigo menuturkan, ekonomi Indonesia memang tumbuh tidak besar jika dilihat dari kuartal ke kuartal. Namun, data pendukungnya mengalami perbaikan yang cukup signifikan, seperti investasi yang berada di level 7% dan ekspor yang mencapai level 17%.
Selain itu, Dia menyebutkan, tingkat konsumsi rumah tangga yang berada di level 4,93% pada kuartal III-2017 akan mengalami perbaikan di akhir tahun ini.
"Berita baiknya, konsumsi rumah tangga mulai menunjukkan lampu hijau di kuartal 3 dan akan naik di awal 2018. Di kuartal 3 pertumbuhan 5,06% dan kami akan lihat kenaikan di 2018 nanti yang harapannya bisa mencapai 5,3%," jelas dia.
Meski demikian, Rodrigo mengingatkan bahwa untuk merealisasikannya tidak mudah lantaran masih adanya tantangan baik domestik maupun global yang harus diantisipasi oleh pemerintah Indonesia.
Selain itu, kata dia, pemerintah Indonesia juga harus meningkatkan penerimaan negara sebagai modal pembangunan untuk menutup gap infrastruktur dan kualitas SDM. Peningkatan penerimaan juga dinilai mampu mengatasi desentralisasi.
"Kenapa pemerintah butuh lebih banyak pemasukan? Selain untuk bidang kesehatan, pemerintah perlu mengumpulkan pajak dari beberapa sektor. Pemerintah keluarkan 30% dari APBN untuk desentralisasi. Jadi selain human capital, juga untuk membantu kesetaraan peluang untuk dapat pekerjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi," tukas Rodrigo. (dtf)