Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapteng- Pekerjaan tembok penahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sibuluan yang terkena bencana beberapa waktu lalu masih dilaksanakan pihak rekanan. Proyek ini dilaksanakan PT Duta Sumatera Perkasa. Anggarannya bersumber dari APBD 2017, diposkan pada BPBD Tapteng Rp 4.863.536.600. Dikerjakan mulai 12 September 2017 dan ditarget selesai pada 31 Desember 2017.
Proyek ini pun mendapat sambutan positif dari warga khususnya di Kelurahan Sibuluan Raya, Kecamatan Pandan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapteng dinilai tanggap dan peduli terhadap bencana yang menimpa kawasan tersebut.
Tetapi, pemerhati pembangunan di pantai barat Sumut, Ribu Simatupang meminta agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapteng untuk menunda pencairan dana proyek ini. Kenapa demikian?
Ribu Simatupang yang mengaku terus memantau pelaksanaan kegiatan pembangunan di daerahnya ini dan merasakan ada kejanggalan pada proyek yang menghabiskan uang rakyat miliaran rupiah tersebut.
“Kita sangat mendukung pembangunan yang dilaksanakan Pemkab Tapteng. Tetapi hendaknya pembangunan ini jangan asal dikerjakan. Karena anggaran yang dialokasikan tidak sedikit,” ujar Ribu Simatupang, Kamis (14/12/2017).
Kejanggalan itu di antaranya dilihat dari pemasangan sheet pile beton yang tidak tegak lurus (miring,red) dan tidak nyambung, sehingga kesannya asal jadi.
Sepertinya, pemasangan sheet pile ini luput dari pengawasan. Atau bisa jadi keahlian pengawasnya diragukan pada bidang pekerjaan ini.
Pasalnya, terdapat rongga menganga di antaran sheet pile yang miring-miring itu, seharusnya tidak ada rongga ataupun celah di antara sheet pile yang ditanam karena sudah ada ukuran pabrikasinya.
“Panjang sheet pile beton ini kan 12 meter, seharusnya masing-masing ditanam sedalam 6 meter. Tetapi di lapangan tak seperti itu,” katanya.
Dia pun meminta kepada BPBD segera turun meninjau proyek tembok penahan DAS Sibuluan ini sebelum mencairkan anggarannya.
“Begitu pula kepada BPK, supaya turut mengawasi penggunaan anggaran bencana alam ini,” tegas Ribu.
Diharapkan, proyek ini tidak menjadi azas manfaat oleh oknum tertentu untuk mencari keuntungan pribadi maupun golongan.
Dia pun membeberkan, kejanggalan lainnya terdapat pada pekerjaan pembuatan kubus balok yang terbuat dari cor beton, bahkan diduga tidak memakai tulangan besi.
“Perlu juga diperiksa sampel kubus balok ini karena diduga tidak sesuai mutu dan kualitas. Bila perlu diujicoba ke laboratorium di Medan,” ucap Ribu yang juga Wakil Ketua Gapensi Tapteng ini.
Pihak PT Duta Sumatera Perkasa belum berhasil dikonfirmasi terkait masalah ini.