Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bantul. Ketua Umum PPP, Romahurmuziy (Romi) menegaskan partai pengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018 tetap solid. Pencalonan Ridwan Kamil disebut tidak akan terpengaruh dengan polemik yang terjadi di internal Partai Golkar.
"Saya melihat sampai saat ini masih sangat solid. Jadi tidak ada persoalan apa yang terjadi di Golkar. Karena sebelum bersama dengan Golkar, tiga partai (pengusung) sudah cukup (jumlah kursi di DPRD)," kata Romi kepada wartawan di Jogja Expo Center, Jumat (15/12/2017).
Sebagaimana diketahui, Ridwan Kamil masuk bursa pencalonan di Pilgub Jabar 2018. Ada empat partai yang mengusung Ridwan Kamil, yakni Partai NasDem, PPP, PKB dan Partai Golkar.
Namun setelah kursi Ketua Umum Golkar berganti dari Setya Novanto ke Airlangga Hartarto, muncul spekulasi perubahan arah politik Golkar di Pilgub Jabar. Apalagi keputusan Golkar mengusung Ridwan Kamil sempat membuat geger para kadernya di Jabar yang mendukung Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi sebagai cagub.
"Kalau kemudian Golkar hari ini goyang. Saya kira ini adalah bagian dari pengerucutan (calon)," jelasnya.
Terlepas dari arah politik Golkar di Pilgub Jabar, Romi menegaskan partainya mendukung penuh pencalonan Ridwan Kamil. PPP juga telah mengajukan kadernya yakni Uu Ruzhanul Ulum untuk mendampingi Ridwan Kamil.
Terkait keputusan siapa calon wakil gubernur yang akan dipilih, Romi menyerahkan sepenuhnya kepada Ridwan Kamil. Tetapi dengan pengalaman dan elektabilitas yang dimiliki Uu, Romi yakin kadernya yang akan dipilih.
"Besok dan Minggu akan ada konvensi yang akan dilakukan oleh Ridwan Kamil yang mengundang sejumlah panelis. Nantinya akan berujung kepada siapa-siapa yang mendampingi pada pilkada Jabar yang akan datang," jelas Romi.
"Kami dari PPP masih akan tetap menominasikan Haji Uu sebagai figur yang paling sesuai dan yang paling dibutuhkan," imbuh dia.
Sebelumnya Ridwan Kamil berharap agar dukungan Golkar kepada dirinya tak berubah setelah posisi Novanto digantikan Airlangga. Meski begitu, Golkar menyebut keputusan dukungan di pilkada bisa berubah setelah Airlangga menjadi ketum, termasuk Pilgub Jabar.
"Apa pun bisa ada kemungkinan. Intinya, apa pun jika dilakukan secara benar dan sesuai mekanisme dan ada dukungan dari daerah, DPD I dan II sudah sepakat dan hasil survei juga mendukung, itu bisa saja dilakukan. Sangat bisa dan sangat mungkin," ungkap Wasekjen Golkar Ace Hasan Syadzily, Jumat (15/12). (dtc)