Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Perekonomian Indonesia sudah menunjukan tren yang baik, terlihat dari data realisasi sampai kuartal III-2017 yang mana pertumbuhan ekonomi tumbuh ke level 5,06% dari yang sebelumnya sebesar 5,01%.
Pertumbuhan ekonomi 2017 diasumsikan sebesar 5,2%. Untuk mencapai itu dibutuhkan peran dari seluruh stakeholder bukan hanya dari pemerintah, melainkan juga peran para investor.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi 2017 dalam waktu dekat akan berakhir, dirinya mengingatkan untuk mencapai asumsi yang telah ditetapkan dalam APBNP 2017 tidak mudah lantaran masih adanya bayangan risiko dari global.
"Ekonomi global akan baik, namun masih terbayang risiko dan perubahan, serta beberapa faktor yang menjadi risiko," kata Sri Mulyani saat acara Investor Gathering 2017 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/12).
Di hadapan ratusan investor, Sri Mulyani menyebutkan terkait dengan risiko apa saja yang masih mempengaruhi perekonomian Indonesia. Yang pertama, terkait dengan perubahan arah perekonomian China, kebijakan proteksionisme, reformasi perpajakan yang dilakukan Amerika Serikat (AS).
"Adanya rebalancing RRT pengaruhi dunia, lalu arah kebijakan The Fed kita melihat kepemimpinan yang baru ada perubahan arahnya sendiri di AS yang pengaruhi dunia," ungkap dia.
Risiko global yang masih membayangi ekonomi Indonesia juga berasal dari ekonomi negara-negara di daratan eropa yang secara politik jauh dari stabil. Seperti halnya Jerman yang ekonominya stabil namun sampai saat ini belum mampu membentuk pemerintahan yang baru pasca pemilu, serta Brexit yang sudah terjadi.
"Maka mungkin dalam kami mengelola ekonomi ke depan, jadi kita lihat arah kebijakan di AS, Eropa, Cina, Kemenkeu juga akan perbaiki sistem informasi dana data dengan format konsolidasi," tukas dia.(dtf)