Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Ustazah Peggy Melati Sukma mengaku sempat ditahan di pos militer Israel. Kejadian itu dialami Peggy saat hendak menyalurkan bantuan kepada rakyat Palestina.
"Saya sempat mengalami ditahan di pos militer. Alhamdulillah dilepaskan kembali ketika kami menyalurkan bantuan tersebut," kata Peggy di AQL Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2017).
Namun Peggy tak ditahan terlalu lama. Dia langsung dilepaskan dan akhirnya bisa menyalurkan ke kampung-kampung yang berada di Palestina.
"Alhamdulillah terakhir kemarin bisa masuk ke pelosok kampung," tuturnya.
Peggy juga mengatakan dirinya sangat concern terhadap upaya membela Palestina dari penjajahan Israel. Perhatiannya cukup besar terhadap anak-anak dan perempuan.
"Insyallah di Tepi Barat sendiri itu klinik, persis di salah satu pos militer terbesar Israel, kami memberikan bantuan kaki dan tangan palsu robotik untuk saudara-saudara kita korban kebrutalan tentara Israel. Dan ini dijalankan sudah satu tahun setengah," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden ACT, Ahyudin, mengatakan pihaknya pun telah melakukan gerakan konkret untuk membantu Palestina. Dia bersama sejumlah rekannya menginisiasi dapur umum bagi warga Palestina yang menjadi korban penjajahan Israel.
"Kami sudah mengirimkan logistik untuk dapur umum 10.000 paket makanan per hari. Ini hal konkret yang perlu disampaikan," imbuhnya.
Peggy dan Ahyudin saat ini tergabung dalam Aliansi Indonesia Membela Masjid Al-Aqsa (AIMMA). Aliansi itu terdiri dari berbagai lembaga kemanusiaan.
Berikut ini pernyataan dari AIMMA untuk membela Palestina:
1. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang selama ini membantu rakyat Palestina baik dalam bentuk moril dan materiil, yang kamu semua, selama ini kami semua menjadi penyalurnya, menjadi agen dan perantaranya.
2. Menyerukan kepada rakyat untuk terus meningkatkan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina mengingat perjuangan pembebasan Palestina membutuhkan waktu yang panjang dan energi sangat besar.
3. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyebarluaskan edukasi terkait perjuangan pembebasan Palestina.
4. Mengajak kepada seluruh lembaga profesi untuk membantu Palestina sesuai bidang dan profesi masing-masing.
5. Mengajak lembaga kemanusiaan agar bersatu dan bergabung atau bekerjasama dengan AIMMA agar menghasilkan yang lebih besar.6. Menyerukan kepada seluruh umat untuk mempererat persaudaraan dan persatuan dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel. (dtc)