Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pfizer mengapresiasi kemajuan signifikan yang telah dicapai sistem Jaminan Kesehatan National (JKN) yang dalam empat tahun terakhir ini telah mengubah lansekap dan perkembangan sektor kesehatan, sekaligus berkontribusi terhadap perekonomian nasional dan akses atas layanan kesehatan yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.
Presiden Direktur PT Pfizer Indonesia Pfizer Anil Argilla dalam surat elektroniknya yang diterima Medanbisnisdaily.com, Kamis (21/12/2017), berjanji akan terus bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk membantu meningkatkan kualitas sektor kesehatan.
Kerjasama itu, kata Anil Argilla, bisa dilakukan melalui berbagai program pendidikan ilmiah dan pengembangan keahlian bagi para dokter dan petugas kesehatan. Dengan demikian diharapkan layanan kesehatan bagi pasien di Indonesia dapat berjalan dengan lebih baik.
"Pfizer berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam membangun sektor kesehatan, terus berbagi inovasi terapi pengobatan terbaru, pengembangan penelitian dan peningkatan kapabilitas bagi komunitas kesehatan di Indonesia," kata Anil Argilla.
Pihaknya sendiri telah melayani pasien di Indonesia selama hampir lima puluh tahun terakhir. Kata dia, selama ini program-program pendidikan ilmiah dan pengembangan keahlian profesi kesehatan yang dikenal sebagai Pfizer EduCare telah diakui tenaga kesehatan Indonesia.
Program ini, papar Anil Argilla, dirancang untuk meningkatkan keterampilan teknis dan soft-skill dari tenaga kerja kesehatan seperti dokter umum, spesialis dan apoteker.
Selama dua tahun terakhir, program EduCare telah menjangkau lebih dari 13 ribu tenaga kerja kesehatan di Indonesia. Para peserta memperoleh pelatihan di bidang kepemimpinan, manajemen rumah sakit dan program-program capacity-building bagi tenaga apoteker.
"Pfizer menyadari pentingnya aspek pendidikan ilmiah dan proses alih teknologi yang berkesinambungan tentang praktik-praktik internasional dan teknologi kesehatan yang terbaik agar dapat membantu transformasi sektor kesehatan. Melalui program EduCare kami berharap dapat meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di Indonesia,” ujar Anil.
Pada bulan Oktober tahun ini, misalnya, kata Anil Argilla, Pfizer bekerja sama dengan American College of Cardiology (ACC) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyelenggarakan pelatihan bagi lebih dari seribu dokter spesialis jantung, spesialis, dan dokter umum tentang perkembangan terbaru pencegahan dan perawatan pasien penyakit jantung.
Selain program pendidikan ilmiah dan pengembangan profesi kedokteran bagi para dokter dan tenaga kesehatan, ia mengatakan Pfizer juga berinvestasi secara signifikan dalam pengembangan infrastruktur fasilitas produksinya.
Sejak pembangunan yang pertama di Indonesia pada tahun 1971, Anil menyebutkan perusahaan ini telah melakukan enam kali ekspansi pada fasilitas produksinya, di pabriknya yang berlokasi di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur. Ekspansi terkahir dilakukan pada tahun 2013 dengan nilai investasi sebesar Rp 40 miliar.
Di Indonesia, kata Anil, Pfizer memproduksi dan mengekspor produk-produk berupa tablet, kapsul, dan salep dengan berbagai merek ke Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Brunei, dan Hong Kong.
Pfizer juga memproduksi cairan aseptik dan kantung steril, serta memiliki fasilitas pengemasan primer dan sekunder, baik untuk pasar ekspor maupun domestik. Pada tahun 2017, Pfizer mencatat total volume ekspor lebih dari 7 juta dollar AS.
Sementara itu Dr Dharmawan Ardi Purnama SpKJ selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Utara mengapresiasi apa yang telah dilakukan pihak Pfizer selaku perusahaan farmasi berskala internasional.
"Pfizer telah menunjukkan bagaimana perusahaan farmasi internasional berkolaborasi dan mendukung organisasi profesi kedokteran. Kerjasama ini sangat berarti bagi penyedia layanan kesehatan profesional dan, yang lebih penting lagi, membantu usaha bersama dalam membangun sistem kesehatan berkelanjutan yang berpusat pada kepentingan pasien,” ujar Dharmawan.
Ia melihat, melalui Pfizer EduCare, kalangan dokter dapat meningkatkan kemampuannya dalam tindakan pencegahan serta solusi pengobatan, dan pasien akan memiliki lebih banyak pilihan untuk meningkatkan kesehatannya.