Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kepala Humas dan Pusat Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bencana yang terjadi di 2017 lebih sedikit dibanding 2016. Pada 2017, ada sebanyak 2.271 kejadian bencana.
"Pada tahun 2017 terjadi 2.271 kejadian bencana yang mengakibatkan 372 orang meninggal dunia, 3.450.000 jiwa masyarakat mengungsi, dan 44.539 unit rumah rusak dan 1.999 fasilitas umum rusak," kata Sutopo di kantornya, Jalan Pramuka Raya, Kav 38, Jakarta Timur, Kamis (21/12/2017).
Bencana yang dominan terjadi ialah bencana banjir, longsor, puting beliung sekitar 93 persen. Longsor jadi bencana yang paling banyak menelan korban jiwa.
Sejak 2014, bencana longsor tercatat yang paling banyak menimbulkan korban. Meski sering kali bencana longsor tak besar namun banyaknya korban karena mereka tinggal di zona bahaya.
"Longsor bencana paling banyak menimbulkan korban jiwa. Mengapa bisa seperti ini? Jutaan masyarakat Indonesia tinggal di rawan longsor, mereka tinggal di zona merah. Karena tidak memiliki kemauan tinggal di tempat tempat aman," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data BMKG ada sebanyak 8.693 bencana berupa gempa bumi, tsunami, dan erupsi gunung api. Rata-rata setiap bulan ada sebanyak 718 gempa bumi.
"Gempa tadi ada yang sifatnya merusak sebanyak 19 kali, kemudian 208 gempa kekuatan di atas 5 SR dan gempa yang dirasakan sebanyak 573 kali. Ini memunjukkan wilayah Indonesia rawan gempa," ungkapnya.
Selain itu, terkait bencana kebakaran hutan dan lahan, BNPB mencatat ada penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015, ada seluas 129.813 hektare hutla yang terbakar. Sedangkan dua tahun berturut-turut ada 39.739 hektare dan 29.852 hektare.
Sedangkan soal bencana gunung meletus, tercatat ada dua gunung yang sempat dalam status awas yakni Gunung Sinabung dan Gunung Agung. Gunung Sinabung berstatus awas sejak 2 Juni 2015, sedangkan Gunung Agung berstatus awas sejak 17 November 2017. (dtc)