Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tiga bakal calon pasangan Gubernur Sumatera Utara; Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah (Ijeck), Jopinus Ramli (JR) Saragih - Ance Selian dan Djarot Saiful Hidayat - Sihar Sitorus, sudah mulai melakukan propaganda politik guna memikat masyarakat agar kelak saat Pilgubsu berlangsung dipilih.
Salah satunya adalah pernyataan Edy pekan lalu yang menyebutkan bahwa bersama pasangannya Ijeck, dia merupakan calon gubernur terbaik se-Indonesia. Alasannya, mereka didukung enam partai politik yang memiliki 60 kursi di DPRD Sumut.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik dari Fisipol Universitas Sumatra Utara (USU), Dr Henri Sitorus mengingatkan masyarakat agar tidak termakan propaganda yang dibangun setiap pasangan calon Gubsu.
Katanya, dukungan oleh enam parpol dengan kepemilikan 60 kursi di DPRD Sumut tak lebih hanya pemenuhan syarat threshold.
"Akan tetapi dukungan parpol itu bisa tidak berarti apa-apa saat Pilkada nanti, tidak menentukan," kata staf pengajar Pasca Sarjana di Pusat Studi Lingkungan Hidup USU ini.
Menurut Henri, bisa saja nanti saat Pilkada berlangsung yang didapatkan Edy - Ijeck kurang dari 20%. Yang menentukan adalah rakyat atau masyarakat Sumut yang banyak, di antaranya mereka yang tidak berpartai alias floating mass. Langkah-langkah atau agenda selanjutnya yang dilakukan setiap pasangan calon, itulah yang menentukan terpilih atau tidaknya mereka kelak.
Kepada rakyat Sumut, Henri yang meraih gelar doktor (S-3) dari Australia National University ini menekankan agar fokus mencermati platform atau program kerja yang direncanakan setiap pasangan calon. Sebab setiap mereka pasti punya kelebihan dan kekurangan.
Yang harus dicermati, misalnya; program penyelamatan lingkungan hidup, pembangunan untuk kesejahteraan rakyat, pembangunan infrastruktur dan sebagainya. Hal-hal semacam itulah yang seharusnya dijadikan dasar untuk menentukan pilihan cagub.
"Sekali lagi, masyarakat harus sadar bahwa merekalah yang menentukan siapa pimpinannya ke depan. Rakyat jangan sampai termakan propaganda," tegasnya.