Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Aceh Besar. Padi jenis Inpari 42 yang ditanam di lahan seluas 300 hektar di wilayah Kabupaten Aceh Besar, siap dipanen oleh petani. Dengan pengunaan padi jenis Inpari 42 ini terjadi peningkatan produksi 1,8 ton per hektar.
Peningkatan produksi itu bedasarkan hasil panen padi yang ditanam di lahan demplot Research Extension Linkages (REL) seluas 1 ha milik petani kooperator Muhibullah, di Desa Mon Cut, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar.
Hasil ubinan menunjukkan rata-rata produktivitas mencapai 7,83 ton/ha, sementara kondisi eksistingnya 5 - 6 ton GKP/ha, sehingga terdapat peningkatan produksi sebesar 0,83 - 1,83 ton/ha. Sementara harga jual GKP berkisar Rp 4.300 – 5.300/kg.
Kegiatan REL tersebut merupakan program dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh bekerja sama dengan BPTP Aceh sejak musim tanam gadu beberapa bulan lalu, dan dilanjutkan musim tanam rendeng yang dipanen pada Januari 2018. Untuk menjaga lahan demplot aman dari serangan hama burung, para petani harus memasang dan menutup dengan jaring.
Koordinator kegiatan REL, Nona Evymaulina mengatakan, kegiatan REL tersebut akan terus dilanjutkan di kecamatan lain yang masih membutuhkan dukungan inovasi usaha tani.
“Teknologi yang diintroduksikan pada kegiatan REL yaitu penggunaan benih varietas Inpari 42 Agritan GSR, menanam sistem Jajar Legowo Super dengan penggunaan pupuk NPK, Urea dan pupuk organik 300, 250, 2.000 kg/ha serta pupuk hayati,”jelas Nona yang juga Kasie Penyuluhan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh tersebut.
“Penggunaan varietas Inpari 42 Agritan GSR bertujuan untuk mengganti varietas Ciherang dan Inpari 4 dan 30 yang dinilai petani produktivitasnya kurang memuaskan,”kata Peneliti BPTP Ismail, S.P, MSi.
Sementara itu, Kepala BPTP Aceh, Ir Basri A. Bakar, MSi kepada wartawan Rabu (17/01/2018) mengatakan, BPTP Aceh siap melakukan pendampingan teknologi untuk petani di seluruh Provinsi paling ujung barat Indonesia itu.
“Tahun ini, Menteri Pertanian telah mencanangkan sebagai tahun benih, artinya Badan Litbang Pertanian melalui BPTP diminta untuk menyiapkan benih unggul dengan membina penangkar dan pihak-pihak lain dalam upaya mendongkrak produktivitas padi minimal 1 ton/ ha,”ungkap Basri.