Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Di masa lalu, setiap kali musim panen berakhir, masyarakat Simalungun akan menggelar pesta rakyat yang disebut “rondang bintang”. “Rondang bintang” dapat diartikan “terang benderang”. Biasanya “rondang bintang” berlangsung pada malam bulan purnama penuh.
Kala itu biasanya langit juga akan bertabur bintang-bintang. Sebagaimana pesta syukuran, dalam “Rondang bintang” digelar berbagai acara mulai dari menari, musik, bermain. Kegiatan itu diikuti semua lapisan umur.
Menurut salah pegiat budaya Simalungun, Don King Saragih, kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (21/1/2018), biasanya untuk memulai “Rondang bintang” biasanya diawali dengan mamuhun. Mamuhun berarti meminta ijin pada Keturunan Raja Simalungun untuk melaksanakan adat. Pihak yang menggelar,kegiatan akan memberikan sirih, ayam, beras dan sejumlah uang.
“Dulu jumlah itu mesti kelipatan 12 (sen), tapi sekarang sudah disesuaikan dengan nominal yang berlaku. Itu merupakan simbol kesejahateraan sekaligus ungkapan syukur dan bentuk penghormatan kepada raja-raja,” kata Don King.
Don King menambahkan, sebelumnya penyelenggara maupun keturunan raja-raja Simalungun akan berziarah ke makam raja-raja yang ada di Simalungun. Yaitu Raja Simalungun, Raja Siantar, Pane, Tanah Jawa, Purba, Dolok Silou, Silimakuta, dan makam Raja Raya, Saragih Garingging. Usai pulang dari makam, keturunan raja dan tetua adat saling memberikan dayok nabinatur. Makanan tradisi, ayam masak dicampur perasan kulit kayu, jahe, dan cabai rawit jadi penutup mamuhun. Barulah pada malam harinya digelar pesta seni dan budaya sebagai hiburan untuk masyarakat.
Ditambahkan Mantan Ketua Komunitas Mahasiswa Simalungun Medan ini, arti kata rondang bintang adalah "terang benderang". Yang berasal dari kata rondang yang berarti terang, benderang, melebihi terang yang biasa. Itu sebabnya pesta rondang bintang biasanya digelar pada malam hari di saat bulan purnama.
Bagi masyarakat Simalungun, Rondang Bintang merupakan pesta adat Batak Simalungun yang menggambarkan ungkapan bentuk rasa syukur atas panen raya yang telah dilakukan. Pada pesta rondang ini juga dimanfaatkan para muda-mudi simalungun sekaligus sebagai ajang mencari jodoh.
Konon kata Don King, pada jaman dahulu, pada pesta raya ini para gadis keluar untuk menumbuk padi bersama. Dan setelah perhatian didapat dari sang pemuda, maka para gadispun mengikuti proses maranggir atau pembersihan diri. Ramuan khusus yang digunakan pada pembersihan diri ini adalah jeruk purut sebagai simbol pembersihan badan, hati, dan pikiran.
Sampai kini pesta budaya Rondang bintang masih tetap dilakukan oleh masyarakat Simalungun. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir telah dijadikan agenda wisata oleh pemerintah Simalungun, akhir Don King.