Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Samosir. Sulitnya mendapatkan bahan baku kopi Robusta, dikarenakan petani kopi Robusta telah beralih ke penanaman kopi ateng yang dianggap lebih cepat untuk menghasilkan uang. Namun demikian, masyarakat petani kopi ateng juga mengakui produksi kopi ateng mengalami penurunan.
"Kopi ateng bisa dua kali panen dalam satu tahun, dan cukup satu hari jemur sudah bisa dibawa ke pasar untuk diperdagangkan. Kalau kopi Robusta, waktu pengeringan minimal satu minggu, itupun kalau matahari terik, dan hanya satu kali panen dalam satu tahun," terang salah satu petani kopi, warga dusun Sitao-tao, Desa Tanjung Bunga, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Hotmaria Sitanggang kepada Medanbisnisdaily.com, Senin (29/1/2018).
Menurutnya, hal itulah yang membuat petani kopi Robusta beralih menanam kopi ateng. Namun untuk saat ini produksi menurun. "Karena tahun kemarin produksi kopi ateng meningkat, tahun ini jadi menurun. Tapi tahun depan meningkat lagi. Begitu biasanya. Harga kopi ateng minggu lalu Rp 21.000/kg," tutur Hotmaria Sitanggang.
Petani kopi ateng lainnya, A Devi Sitohang, juga mengakui bahwa saat ini produksi kopi ateng mengalami penurunan. "Sekarang sedikit hasil panen," ucap A Devi Sitohang, singkat.