Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Fraksi PKB DPR mengapresiasi Presiden Jokowi yang tetap berkunjung ke Afghanistan pasca-teror bom maut di Kabul. PKB berpendapat tim advance kepresidenan RI sudah memastikan Afghanistan aman untuk dikunjungi.
"Sebetulnya kan beliau sudah punya tim advance kan. Pasti Kementerian Luar Negeri sudah bisa meyakinkan ke Presiden bahwa rangkaian kunjungan aman itu pasti ada ukurannya," kata Sekretaris F-PKB Cucun Ahmad Syamsurijal kepada wartawan, Senin (29/1/2018).
"Tetapi kita juga, kalau terjadi sesuatu hal, sebagai bangsa, kalau membahayakan, itu harus dipertimbangkan juga. Ini kan kepala negara. Kalau kita cermati hasil kajian tim advance sudah aman," imbuh Cucun.
Seperti diketahui, Afghanistan baru saja dilanda serangan bom yang menewaskan 103 orang. Oleh sebab itu, secara umum PKB memuji keberanian Jokowi bertandang ke Afghanistan.
"Jangan sampai begini kan, mungkin juga sudah janji. Kemudian masyarakat di sana mengharapkan, nanti membuat kecewa negara sahabat juga kan. Kita apresiasi keberanian dari presiden yang mengunjungi daerah yang betul-betul saat ini lagi konflik," ucap Cucun.
Sebelumnya, Jokowi mengungkap alasan tetap pergi. Seperti yang dia sampaikan di depan Parlemen Pakistan, Jumat (26/1) lalu, umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang, dan terorisme.
"Datanya sangat memprihatinkan: 76 persen serangan teroris terjadi di negara muslim dan 60 persen konflik bersenjata di dunia terjadi di negara muslim. Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67 persen pengungsi berasal dari negara muslim," kata Jokowi lewat akun Facebook resminya seperti dilihat detikcom, Senin (29/1).
Menurut Jokowi, ancaman radikalisme dan terorisme terjadi di mana-mana di hampir seluruh negara di dunia. Tidak ada satu pun negara yang kebal, termasuk Indonesia, Pakistan, dan Afghanistan.
"Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi? Tentu tidak. Kita tidak boleh membiarkan negara kita, dunia, berada dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity, seharusnya yang menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara," tegasnya. dtc