Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Driver taksi online mengadukan ke Kementerian Perhubungan bahwa biaya uji KIR mahal karena ada calo. Hal itu disampaikan dalam pertemuan yang berlangsung kemarin, Senin.
Anggota Forum Driver Online (FDO), Bintang menyebut akibat adanya percaloan dalam pelaksanaan KIR, driver taksi online sampai harus merogoh kocek jutaan rupiah. Hal itu dilatarbelakangi ketidakpahaman driver terkait proses KIR.
"Nah tiba-tiba ada orang yang nawarin 'eh uji KIR, enggak? bayar aja Rp 700 ribu, nanti saya urus langsung.' Gitu, Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta. 'Nanti saya urus, terima beres aja'," katanya di Jakarta, Selasa (30/1).
Dia menduga aktivitas percaloan ini dimainkan oleh beberapa oknum, dalam hal ini ada suatu koperasi yang mewadahi atau membantu pelaksanaan KIR oleh para driver online.
"Nah saya juga kurang paham yang nawarin siapa. Cuma bisa jadi tempat koperasi kayak misalnya koperasi yang bekerja sama dengan aplikasi. Seperti jaringan terintegritas gitu mereka itu," paparnya.
Kata dia, tidak menutup kemungkinan ada juga oknum Dinas Perhubungan ada yang juga terlibat.
"Kalau perkiraan, kalau namanya azas praduga tak bersalah kami mengatakan iya kenapa? alasannya satu, tentang KIR ini kan ada PM (peraturan menteri) sebelumnya yang telah kita gagalkan di MK. PM 32 dan PM 26 juga. Kok masih ada poin ini. Ini terkesan dipaksakan," lanjutnya.
Dari cerita para driver, lanjut dia kejadian tersebut terjadi di Jakarta, tapi tidak menutup kemungkinan daerah lain juga ada.
"Itu di Jakarta aja ada, Jakarta, Bekasi. Bekasi kan karena belum bisa ada KIR ya kan. Teman-teman ini kan bukan hanya narik di Bekasi. Kadang bawa penumpang dari Jakarta. Karena takut ditilang segala macem akhirnya KIR. KIRnya dibikin di Jakarta, lewat calo lagi," sebutnya.
Sementara itu, tambah dia, para driver online menginginkan biaya KIR tidak lebih dari Rp 100 ribu. "KIR Rp 100 ribu seperti kita bikin SIM kan. Jadi kita juga terjangkau karena pendapatan kita juga kan enggak terlalu besar," tambahnya. (dtf)