Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan realisasi investasi di luar Pulau Jawa mengalami penurunan pada 2016. Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menjelaskan, ini akan menjadi perhatian BKPM dalam menjaga realisasi investasi di Indonesia secara berkesinambungan.
Dia menjelaskan, jika dilihat pada posisi 2017 porsi investasi di luar jawa tercatat 43,7% lebih rendah dibanding realisasi investasi 2016 sebesar 46,6%.
"Porsi investasi di luar Jawa turun, ini adalah tren penurunan yang layak mendapatkan perhatian kita," kata Tom dalam konferensi pers di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Tom mengungkapkan, untuk mendorong percepatan investasi di luar Pulau Jawa, pemerintah saat ini sedang gencar mengembangkan 10 wilayah Bali baru. Di mana 8 wilayah yang akan dikembangkan berada di luar Pulau Jawa.
Menurut Tom, pengembangan Bali Baru atau daerah wisata ini bisa lebih cepat menggerakan perekonomian dibandingkan dengan pembangunan pabrik.
"Kalau investasi bangun pabrik itu butuh waktu 3-4 tahun, bangun hotel atau resort hanya 1-2 tahun, dari sisi lapangan kerja ini juga sektor padat karya," kata dia.
Dia menjelaskan , dengan pembangunan daerah wisata maka ekonomi yang akan bergerak di bidang makanan dan minuman, seperti restoran, kafe, houskeeping, transportasi dan jasa-jasa lain akan meningkat. "Selain itu, juga bisa menghasilkan devisa dari pariwisata tersebut," imbuh dia.
Berdasarkan data BKPM, realisasi penanaman modal kuartal IV 2017 di Jawa tercatat Rp 107,1 triliun atau 59,6% meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 78,4 triliun atau 49,2%.
Lalu untuk luar Jawa penanaman modal tercatat Rp 72,5 triliun atau 40,4% turun dibandingkan kuartal IV 2016 sebesar Rp 81 triliun atau 50,8%.
Secara tahunan, yakni Januari hingga Desember 2017, realisasi penanaman modal atau investasi di Jawa tercatat Rp 389,9 triliun atau 56,3%, meningkat dibanding periode 2016 sebesar Rp 328,7 triliun atau 53,6%. Sedangkan untuk luar Jawa Januari-Desember 2017 tercatat Rp Rp 302,9 triliun atau 43,7% lebih rendah dibandingkan periode Januari-Desember 2016 Rp 284,1 triliun dengan porsi 46,4%. (dtc)