Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Ketika harga cabai mahal kerap kali alasannya disebabkan cuaca buruk. Cuaca buruk membuat cabai busuk sehingga petani gagal panen. Alhasil pasokan berkurang sementara permintaan tetap tinggi.
Masalah klasik tersebut terus terjadi berulang-ulang. Lantas tidak ada kah solusi untuk mangatasinya?
"(Usulan saya) paling tidak (pemerintah) membantu petani untuk bisa bertani melawan iklim dengan cara memberikan bantuan pembuatan rumah-rumah plastik, walaupun costnya luar biasa tinggi," kata Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Minggu (4/2/2018).
Terkait mahalnya membuat rumah plastik untuk digunakan bercocok tanam cabai tanpa terpengaruh cuaca buruk, kata dia biayanya sekitar Rp 30 jutaan untuk luasan 1.000 meter per segi. "1.000 meter butuh sekitar Rp 30 jutaan," sebutnya.
Saat ini memang sudah ada petani yang menggunakan cara tersebut untuk bercocok tanam tanpa perlu khawatir cabai busuk akibat cuaca buruk. Hanya saja jumlahnya masih terbatas karena tidak banyak petani punya modal besar.
"Biayanya memang relatif mahal misalnya menggunakan rumah plastik dan itu sudah ada juga dilakukan oleh petani yang modalnya tinggi," paparnya.
Seandainya banyak petani yang sudah mengadopsi cara semacam itu, tentunya masalah iklim yang membuat cabai mahal tidak akan terjadi. "Kalau cukup banyak, kita enggak akan ada masalah sama cabai," sebutnya.
Dia menjelaskan, cabai merupakan salah satu tanaman yang rentan busuk jika cuaca tidak mendukung.
"Dia dipengaruhi panjang hari, kelembaban, oleh segala hal lainnya, sehingga petani cenderung tidak mau ambil risiko gagal sehingga untuk itu pola pertanian mereka akan tetep sama terus tiap tahun dan itu yang sebabkan terjadi puncak harga," tambahnya.
Seperti terjadi di Pasar Jaya Cibubur, Jakarta Timur. Harga cabai merah keriting, rawit hijau, hingga rawit merah ada yang menyentuh angka Rp 48 ribu per kg.
"Cabai lagi naik. Sekarang cabai keriting per kg Rp 48 ribu, seperempat Rp 12 ribu. Sudah naik, dari sebelum tahun baru sudah segitu. Naik turun naik turun terus," kata pedagang Sembako, Sri ketika berbincang dengan detikFinance.
Jika stok sedang berlimpah, kata dia harga cabai merah keriting bisa jatuh ke Rp 10 ribu per kg. Selain itu, jenis cabai lainnya juga saat ini harganya naik. Cabai rawit merah dan hijau juga dibanderol Rp 48 ribu di tokonya. "Rawit merah, hijau juga sama Rp 48 ribu per kg," jelasnya. dtc