Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Sleman. Majelis Dzikir Gusdurian (MDG's) menggelar doa bersama untuk bangsa di Gereja Katolik Santa Lidwina Bedog, Kecamatan Gamping, Sleman. Doa bersama ini sebagai bentuk empati terhadap korban penyerangan saat pelaksanaan misa di Gereja Lidwina, Minggu (11/2) lalu.
"Kami menyampaikan rasa empati, sekaligus ingin menunjukkan bahwa tindakan kekerasan tidak mewakili agama manapun. Ajaran kami tidak membenarkan kekerasan dalam bentuk apapun apalagi mengancam fisik dan jiwa seseorang," kata Dewan Pembina Gusdurian Yogyakarta, Umarudin Masdar, kepada wartawan di Gereja Lidwina, Sleman, Rabu (14/2).
Atas peristiwa penyerangan Gereja Lidwina, dia meminta masyarakat tidak terprovokasi dan terpecah belah yang bisa menganggu hubungan antar umat beragama di DIY. Selain itu, dia juga mempercayakan sepenuhnya polisi mampu mengusut tuntas terhadap pelaku penyerangan umat Gereja Lidwina.
"Hari ini kami pecinta Gus Dur dari pemuda NU juga ikut mendoakan semoga yang menjadi korban cepat sembuh, agar bisa turut menjaga kebhinnekaan dan menjaga Indonesia," ujarnya.
Pastur Gereja Lidwina, Romo Yohanes Dwi Susanto berharap hubungan baik antar umat beragama bisa menjadi pola berbangsa dan bermasyarakat sehari-hari.
"Ada atau tidak ada teroris, kita harus bersatu sebagai satu bangsa yang satu hati. Mari membuat Indonesia bangkit, jangan selalu menjadi korban kekerasan, kita harus menguatkan satu sama lain sebagai warga masyarakat dalam kemanusiaan," ujarnya.
Sementara itu terkait perkembangan kondisi psikologis umat Gereja Lidwina pascapenyerangan Minggu lalu, Susanto mengaku masih ada upaya trauma healing kepada anak-anak dan beberapa umat.
"Mereka syok, kita dampingi agar segera pulih psikologisnya," imbuhnya. (dtc)