Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Nazaruddin kembali menuding Ganjar Pranowo menerima uang terkait perkara korupsi proyek e-KTP. Petahana Gubernur Jateng ini kembali menepisnya.
"Kalau saya ini koruptor, terima duit itu, kan yang paling enak saya nggak ngaku to. Silakan ikuti dan bandingkan," ujar Ganjar saat bertandang ke redaksi detikcom di Jl Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2018).
"Ditanya 'saudara pernah menerima?' (Saya jawab) tidak. 'Pernah ditawari?' Pernah. 'Siapa yang menawari?' Dan tokoh yang saya sebut ternyata beredar. Kalau saya terima, mending saya diem. Daripada ketahuan kan," imbuhnya.
Kasus ini memang terjadi saat Ganjar masih menjabat Wakil Ketua Komisi II DPR pada 2012. Ganjar sendiri memang mengakui mendapat tawaran 'jatah', tapi dia menolak.
"Siapa ya yang ngomong saya pernah dikasih, di dakwaan hanya satu orang. Karena saya pernah belajar hukum, katanya satu saksi bukan saksi. Tapi terjadi kan, ya saya rugi," ujarnya.
Ganjar lalu menceritakan saat ia dipanggil oleh KPK untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Saat itu penyidik senior KPK, Novel Baswedan, ikut memberikan pertanyaan kepadanya.
"Waktu Mas Novel saya dimintai sebagai saksi, 'Anda saya baca di media katanya mau buka-bukaan, yuk buka-bukaan'. Saya buka-bukaan di situ. Saya bawa laptop di mobil, kalau boleh dibawa masuk tak kasih semua dokumen pembahasan saat itu," cerita Ganjar.
Saat itu, Novel meminta kesanggupan Ganjar dikonfrontasi dengan salah satu tersangka. Ganjar sempat mengira akan dikonfrontir dengan Nazaruddin, pihak yang selama ini menuduhnya.
"(Novel bertanya) 'Anda siap dikonfrontasi?' (Saya jawab) 'Siap!'" tegas dia.
"Ternyata yang diundang itu lama datangnya, karena lama datangnya, Mas Novel sampai bilang gini, 'Mas, gini aja deh, saya mau tanya lagi, sambil nunggu ya. Kenapa setiap dikasih Anda menolak?' Itu dia sendiri yang ngomong. Saya berharap ini dibuka. Kalau saya masih diperlukan kesaksian oleh pak hakim, saya harap rekaman itu dibuka," papar dia.
"Mas Novel sendiri yang ngomong, berarti dia tahu dong (saya tidak menerima). Dia selidiki," sambung Ganjar.
Pihak yang dikonfrontasi dengan Ganjar ternyata bukan Nazaruddin, melainkan Miryam S Haryani. Saat itu, Miryam ditanya oleh Novel, berapa Ganjar menerima uang haram e-KTP.
"Yang datang namanya Miryam Haryani. 'Mba Yani nggak usah lama-lamalah', waktu itu saya buka-bukaan. (Novel tanya) 'Pak Ganjar siap toh?' Siap buka aja di sini," sebut Ganjar.
Lalu Novel bertanya kepada Miryam berapa Ganjar menerima uang. Miryam, yang menjadi terdakwa kasus e-KTP, pernah sama-sama berada di Komisi II dengan Ganjar saat e-KTP dibahas di DPR.
"(Miryam menjawab) 'Kan sudah saya tuliskan di BAP saya, masak sih saya bohong, lihat saja muka saya,'" bebernya.
Politikus PDIP itu berharap rekaman pemeriksaan tersebut bisa dibuka di pengadilan. Sebab, selama ini tudingan-tudingan Nazaruddin membuat keluarga Ganjar menjadi cukup tertekan.
"Harapan saya, rekaman itu dibuka biar semua tahu. Karena ini harga diri, saya punya anak, punya istri. Sedih," kata dia.
"Ternyata berjuang anti-korupsi itu nggak mudah. Saya sudah diadili, trial by the press!" sambung Ganjar.
Sebelumnya diberitakan, Nazaruddin mengaku pernah melihat Ganjar, Jafar Hafsah, dan Chairuman Harahap menerima suap. Itu dia sampaikan dalam sidang lanjutan perkara korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto, Senin (19/2).
"Saudara menyebutkan ada beberapa orang melihat langsung menerima uang seperti Pak Ganjar. Saya membaca putusan terdahulu, keterangan saksi memang Pak Ganjar awal menolak?" tanya jaksa KPK Abdul Basir kepada Nazaruddin.
"Iya karena waktu itu semua wakil ketua dikasih 100 ribu dolar dan Pak Ganjar nggak mau," ujar Nazaruddin.
"Pak Ganjar minta berapa?" tanya jaksa kembali.
"USD 500 ribu," jawab Nazaruddin.
Setelah itu, Nazaruddin menyebut Ganjar menerima USD 500 ribu. Nazaruddin bahkan mengaku melihat sendiri ketika uang itu diterima Ganjar. (dtc)