Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Pemerintah ingin mendorong pemanfaatan atau penggunaan listrik lebih tinggi lagi. Hal itu agar bisa mendorong produktivitas dan aktivitas masyarakat sehari-hari dengan adanya listrik.
PT PLN (Persero) pun melakukan berbagai upaya untuk bisa mendorong hal itu. Salah satu langkahnya ialah dengan menggelar sosialisasi dengan berbagai pihak.
"Kita melakukan kampanye, pemahaman, sosialisasi, dan memberi contoh. Jadi strateginya membuat workshop dengan para pimpinan kawasan industri, membuat workshop dengan seluruh opinion leader, sosialisasi di berbagai tempat dan forum diskusi, universitas, media, dan lainnya," kata Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka di Jakarta, Jumat (23/2).
Selain melakukan sosialisasi, Made mengatakan, PLN juga terus berupaya untuk menyediakan infrastruktur pendukung agar bisa merealisasikan hal itu. Salah satu contoh infrastruktur yang disiapkan ialah dengan menyediakan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU).
"Kita sekarang sudah bangun sekitar 1.500 SPLU, di Jakarta sekitar 1.000-an, bahkan di asmat juga kita siapkan. Di Asmat juga orang sudah pakai motor listrik loh. Karena kan mereka di sana sulit menjangkau minyak untuk sepeda motor, kalau listrik kan mudah setiap hari bisa di-charge," kata dia.
Sebab, tujuan dari rencana ini ialah membuka akses energi listrik kepada masyarakat luas. Terutama di daerah-daerah yang tidak terjangkau energi selain listrik, seperti minyak atau gas.
Made sendiri mengatakan bahwa PLN saat ini siap untuk menyediakan energi listrik yang cukup kepada masyarakat. Hal itu seiring dengan adanya program 35.000 megawatt (MW) yang sebentar lagi siap.
"PLN mampu dong. Kita kan ini sedang berjalan pembangunan 35.000 MW, tahun 2022 sudah selesai semua. Dengan itupun kita berusaha menjaga reserve margin kalau 2022 selesai, terserap semua ya kita bisa nambah lagi. Itu kan elektrifikasinya 98%" kata dia.
"Saat ini untuk di Jawa dan Bali juga sudah sekitar 30% lebih reserve margin-nya. Di daerah lain itu 30%, ada yang di bawah 30%. Kita cadangan itu 30% minimal. Kalau di bawah 30% karena sudah banyak terserap, banyak yang antre pasang listrik," sambung dia.
Sementara, program penyederhanaan golongan listrik yang sempat menjadi wacana pemerintah dan PLN juga dinilai untuk membuka akses energi listrik kepada masyarakat. Dari program itu, masyarakat ditawarkan untuk bisa memanfaatkan energi listrik dalam meningkatkan produktivitas.
"Kalau kita bilang penyederhanaan itu lebih banyak kepada bukan untuk meningkatkan penjualan, tapi membuka akses kepada masyarakat. Karena itu opsional boleh naik boleh enggak. Kalau program strategi kan harus, tapi ini kan enggak. Ini mumpung kita punya listrik dan sudah siap, jadi kita tawarkan ke masyarakat," tuturnya. (dtf)