Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan pada akhir 2017 rasio elektrifikasi sudah mencapai 95,3%. Angka itu melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 92,75%.
"Artinya kalau mau dihitung sederhana itu mestinya ada 8,26% dari penduduk Indonesia yang tidak menikmati layanan listrik. Tapi tahun lalu cukup bagus bisa melebihi target. Pertama kalinya pertumbuhan rasio elektrifikasi lebih dari 4%," tuturnya dalam acara diskusi Energy Talk di Energy Building, Jakarta, Selasa (6/3).
Rasio elektrifikasi adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang telah mendapat listrik dengan total jumlah penduduk di suatu wilayah. Untuk tahun ini pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi mencapai 97,5%. Target itu diyakini bisa tercapai jika PT PLN bisa bekerja menghadirkan listrik di pelosok dengan baik.
"Ada yang tanya ke saya, Pak Sofyan (Dirut PLN) mengerti listrik nggak. Buat saya nggak penting ngerti atau nggak, yang penting rasio elektrifikasi tercapai tahun ini," imbuhnya.
Sementara untuk mencapai target rasio elektrifikasi 99,9% di akhir 2019 pemerintah akan membantu PLN menerangi 400 ribu rumah di daerah sangat terpencil.
"Jadi kita enggak hitung jumlah desa tapi jumlah rumah. Pesan Pak presiden penggunaan energi ini harus berkeadilan sosial," tambah Jonan.
Menurutnya hingga saat ini ada 2.500 desa yang masih belum tersentuh listrik. Belum lagi ada 8.000 desa yang baru sebagian wilayahnya bisa menikmati listrik.
Wilayah itu menjadi sangat penting dilistriki. Jika tidak, Jonan khawatir akan ada dendam sosial yang bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
"Hari ini misalnya ada 4% dari penduduk Indonesia itu kira-kira 10 juta orang. Nah dari 10 juta itu saya yakin ada 1 juta pria anak muda yang dari kecil tidak pernah lihat listrik. Ketika dia lihat listrik dia nanya ke bapaknya kenapa kita tidak punya listrik, dijawab kita tidak mampu. Dia pasti akan ada dendam sosial. Ini akan menjadi masalah, dendam sosial," ujar Jonan. (dtf)