Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pendiri Yayasan Alusi Tao Toba (YATT) Togu Simorangkir, tularkan semangat militansi dan nilai-nilai kerelawanan kepada mahasiswa/i USU lewat sharing pengalaman yang digelar di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) USU, Jumat (9/3/2018). Kegiatan itu bagian dari program "Alusi Raun-Raun Kampus" yang digagas YATT.
"Di zaman now ini, kami ingin memprovokasi semangat kerelawanan dan militansi mahasiswa dengan menjebaknya untuk tersesat ke jalan yang benar," katanya kepada Medanbisnisdaily.com, Jumat (9/3/2018)
Kepada puluhan mahasiswa yang mengikuti kegiatan itu, Togu mengisahkan latar belakang mendirikan YATT 9 tahun lalu.
"Setelah 16 tahun saya merantau, akhirnya saya menyadari harus pulang ke kampung halaman. Itu terjadi pada tahun 2009. Dalam berbagai informasi saya melihat kondisi kampung halaman dan Danau Toba menyedihkan. Saya bingung harus berbuat apa dan bergerak darimana.
"Dari kebingungan itulah lahirlah ide untuk untuk mendirikan solo belajar (perpustakaan) di Kawasan Danau Toba," katanya.
Pertanyaan selanjutnya, dananya darimana? Itu juga sempat membuatku ragu. Ide gila pun muncul lagi. Yakni dengan menggelar kegiatan yang bisa mencuri perhatian khayalak ramai. Tujuannya menggalang dana masyarakat.
"Lahirlah ide berenang dari Prapat ke Tomok 2012. Ide gila itu cukup disambut positif oleh masyarakat luas. Tahun-tahun berikutnya, setiap kali YATT membutuhkan dana kami menggelar kegiatan unik untuk mengumpulkan dana publik. Termasuk berenang dari Onan Runggu ke Balige yang berjarak 18 km pada 2015 lalu untuk pengumpulan dana pengadaan kapal buku," katanya.
"Sampai berusia 9 tahun, YATT kami tidak pernah membuat proposal. Kalau ada bantuan kepada kami tapi bertendensi politik, akan langsung kami pulangkan. Itu sudah sering terjadi. Sehingga kami sering disebut munafik," lanjutnya.
"Saya merasa Danau Toba hanya bisa diperbaiki oleh orang-orang baliq atau orang gila. Orang-orang yang tidak mau memikirkan apa-apa selain Danau Toba," katanya lagi.
Salah seorang relawan Novita Siregar mengaku tertarik dengan kegiatan YATT karena tertular dari semangat Togu.
"Saya sudah 7 tahun bergabung. Sempat juga terpikir untuk keluar, tapi karena disemangati Bang Togu, saya jadi kembali bersemangat," katanya.
Kini YATT yang relawannya akan menerbitkan buku "Jalan Sunyi" telah memiliki 7 solo buku (perpustakaan). Yakni di Lottung, Simbolon, Janji Maria, Bahal-bahal, Pinal, Binangara, Lagundi. Selain itu juga telah memiliki kapal belajar yang setiap hari berkeliling di Danau Toba.
"Semua itu didanai oleh masyarakat lewat penggalangan dana yang kami buat," ujar Togu yang dalam waktu dekat akan menggelar aksi jalan kaki sepanjang ratusan kilometer.