Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Ngawi. Meluapnya dua waduk di Kecamatan Pilangkenceng, Madiun, juga merobohkan jembatan di Dusun Kaligandri, Desa Babadan, Pangkur, Ngawi. Ambruknya jembatan ini mengganggu akses transportasi warga.
Kepala Dusun Kaligandri Harminto mengatakan, jembatan sepanjang 36 meter selebar 2 meter ini ambruk sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu tidak hujan, tapi air sungai meluap hingga merendam 3 rumah warga di tepian sungai.
Jembatan ini ditopang 4 tiang penyangga. Dua tiang penyangga di tengah sungai, roboh. Jembatan yang terbuat dari kerangka besi dan papan kayu pun terputus sehingga tak bisa dilalui.
"Ini jembatan di atas sungai yang airnya dari luapan waduk Notopuro dan Waduk Kedungbrubus di Pilangkenceng, Madiun," kata Harminto di lokasi, Minggu (11/3/2018).
Ambruknya jembatan yang dibangun tahun 2012 tersebut, kata Harminto, dikeluhkan warga. Karena jembatan ini menjadi jalan utama warganya menuju ke sekolah, makam, pasar dan kantor desa.
"Warga terpaksa memutar lebih jauh sekitar 5 kilometer untuk ke sekolah, makam, pasar dan kantor desa. Padahal kalau lewat jembatan ini hanya satu kilometer," ungkapnya.
Kondisi ini juga dikeluhkan warga Dusun Kaligandri, Suciati (37). Dia berharap Pemkab Ngawi segera memperbaiki jembatan yang ambruk.
"Susah lah kalau tak ada jembatan ini, memutar jauh. Lagian jalannya rusak semua, belum aspal, kasihan anak-anak," terangnya.
Hujan deras di wilayah Madiun bagian utara mengakibatkan Waduk Notopuro dan Waduk Kedungbrubus meluap masuk ke sungai Muneng. Sebuah jembatan di Desa Ngengor, Kecamatan Pilangkenceng nyaris roboh. (dtc)