Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily-Palas. Harga jual tandan buah segar (TBS) sawit petani di daerah Kabupaten Padang Lawas (Palas) terus merosot. Padahal, saat ini kondisi panen buah sawit sudah memasuki musim trek.
"Biasanya, kalau panen sawit lagi turun atau trek, harga jual buah sawit akan naik. Apalagi saat ini harga dolar sedang tinggi. Tapi, kenapa harga sawit di sini kok turun terus, ya," ungkap Zulkarnaen, seorang petani sawit di Kecamatan Sosa, Selasa (13/3/2018).
Saat ini, Kata Zulkarnaen, dari 5 hektare kebun sawit, hasil panennya sebanyak 3,8 ton. Padahal, pada putaran musim panen sebelumnya, hasilnya mencapai 4,3 ton.
"Memang hasil panennya turun sedikit dari kondisi normalnya. Mungkin karena dibantu curah hukan, sehingga trek buah sawitnya tidak begitu banyak," lanjutnya.
Sedangkan untuk harga jual di lapangan, tambahnya, saat ini harganya berkisar Rp 1.460-Rp 1.480 per kg. Sebelumnya, harga jualnya di tingkat petani berkisar Rp 1.520-Rp 1.540 per kg harga di tingkat petani.
Sementara, Riswan Nasution, petani sawit lainnya di Kecamatan Hutaraja Tinggi (Huragi) mengatakan, kondisi hasil panen sawit dari seluas 2 hektare kebun sawitnya juga mengalami penurunan hasil panen sebanyak 10% dari biasanya.
"Biasanya, dari seluas dua hektare kebun sawit ku, hasil panennya sebanyak 2 ton. Tapi, pada putaran minggu ini hasil panennya turun sedikit jadi sebanyak 1,8 ton," sambungnya.
Untuk harga jual di toke, Kata Riswan, saat ini harganya sebesar Rp 1.480-Rp 1.500 per kg. Sebelumnya, harga jual buah sawit jenis buah besar di tempatnya berkisar Rp 1.580-Rp 1.600 per kg.
Menyikapi kondisi harga jual buah sawit yang kurang menguntungkan saat ini, petani di daerah Palas meminta perhatian dan peran aktif dari pemerintah. Setidaknya, pemerintah bisa memperbanyak jumlah pasokan pupuk bersubsidi kepada petani sawit, di saat hasil panen turun dan harga jualnya belum membaik.