Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Maskapai penerbangan Lion Air Group mengalihkan tiga penerbangan menuju Bandara Sentani, Jayapura, akibat cuaca buruk. Pengalihan dilakukan dengan mendaratkan pesawat di Bandara Frans Kaisiepo, Biak.
"Lion Air dengan nomor JT 794 dan Batik Air bernomor ID 6180 rute Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, ke Bandar Udara Sentani, Jayapura; Lion Air flight number JT 798 dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, ke Jayapura melakukan pengalihan pendaratan (divert) ke Bandar Udara Internasional Frans Kaisiepo, Biak," kata Corporate Communications Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/3/2018).
Pesawat tidak bisa mendarat akibat terbatasnya jarak pandang di Bandara Sentani. Akibat pengalihan ini, terjadi keterlambatan hingga 300 menit terhadap penerbangan berikutnya di Bandara Frans Kaisiepo.
"Pengalihan pendaratan ke Biak menyebabkan keterlambatan panjang (long delay) 300 menit pada penerbangan selanjutnya. Batik Air dan Lion Air menginformasikan rute dan pelanggan yang terkena dampak, yaitu menuju Jayapura ke Bandar Udara Mopah, Merauke, pergi-pulang, ke Makassar dan Cengkareng," ucapnya.
Selain itu, pesawat Wings Air dengan nomor penerbangan IW 1633 dari Jayapura menuju Bandar Udara Wamena, Jayawijaya, kembali ke bandar udara keberangkatan akibat cuaca buruk di bandara tujuan. Situasi ini mengakibatkan pesawat tidak dapat melanjutkan penerbangan karena jam operasional bandara di Wamena sudah tutup.
"Seluruh penumpang akan diberangkatkan pada Rabu, 21 Maret 2018, pukul 07.00 WIT," ujar Danang.
Ia menyatakan hal tersebut dilakukan dengan alasan faktor keselamatan. Pihak maskapai juga telah berkoordinasi dengan BMKG hingga air navigation sebagai pengatur lalu lintas udara."Untuk alasan keselamatan serta keamanan, Batik Air, Lion Air, dan Wings Air berkoordinasi dengan pengelola bandara setempat; Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika; serta air navigation sebagai pengatur lalu lintas udara," pungkasnya. (dtc)