Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeluarkan pernyataan terkait hebohnya jumlah utang pemerintah yang tembus Rp 4.034,80 triliun . Sri Mulyani menilai perhatian seluruh pihak terhadap utang menjadi masukan baginya selaku pengelola keuangan negara untuk terus waspada.
Namun, Sri Mulyani juga mengingatkan kekhawatiran yang berlebihan justru bisa mengurangi produktivitas masyarakat. Menanggapi hal tersebut Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara meminta pemerintah menjelaskan ke masyarakat dalam 3 tahun terakhir.
"Selain menjelaskan tentang manfaatnya, masyarakat juga perlu diedukasi soal risiko yang muncul akibat penambahan utang dalam 3 tahun terakhir, jika penjelasannya berimbang saya pikir tidak perlu ada kegaduhan soal utang," kata Bhima saat dihubungi, Sabtu (24/3).
Menurut Bhima, yang jadi persoalan selama ini pemerintah hanya menyebutkan seolah utang itu produktif, aman dan utang dibutuhkan untuk pembangunan.
"Kemudian pihak yang mengkritik dianggap sebagai pihak yang ingin menghasut masyarakat sehingga kontraproduktif, saya kira itu tidak tepat," ujar dia.
Bhima menyebut, masukan dari ekonom adalah berdasarkan data yang bisa dipertanggungjawabkan, sehingga pemerintah harusnya bisa lebih menerima kritik ekonom sebagai masukan yang konstruktif.
"Sebagai pengamat tentu ingin membangun kritik yang produktif agar pemerintah berjalan dalam rel yang benar dan transparan dalam proses pengambilan kebijakan, apalagi kebijakan soal utang yang berpengaruh terhadap 260 juta penduduk Indonesia," kata Bhima. (dtf)