Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Pacitan. Masih ingat fenomena 'banjir batu' di Pacitan? Bencana yang kerap memutus akses antardesa di Kecamatan Arjosari tersebut dipastikan segera teratasi. Pemerintah berencana membangun Sabo Dam untuk menahan gunturan material batu dari lereng Gunung Parangan tanpa menghambat aliran air dari hulu sungai.
"Itu bisa diatasi dengan membuat sabo dam seperti di Merapi. Airnya lewat tapi batunya ditahan," kata Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimoeljono saat meninjau Waduk Tukul, Jumat (30/3/2018).
Basoeki mengaku sudah melihat sendiri dampak banjir batu terhadap pendangkalan sungai. Pun dengan terganggunya akses yang menjadi penghubung 2 desa. Yakni Desa Karanggrejo dan Karanggede. Titik terakhir ini cukup vital karena merupakan lokasi pembangunan Waduk Tukul.
"Akan kami desain terus langsung kami kerjakan. Kalau nggak, turun terus itu (longsoran batu)," ujar Basoeki didampingi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Charisal Akdian Manu dan Bupati Pacitan Indartato.
Banjir batu memang sering melanda sungai yang melintasi Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Pacitan. Akibat kejadian tersebut jalan penghubung menuju Desa Karanggede tertutup total karena tertutup tumpukan batu setinggi 2 meter lebih. Tak hanya kendaraan roda 2 dan roda 4, pejalan kaki pun tidak dapat melintas.Dahsyatnya dampak bencana memaksa aparat kecamatan bersama TNI/Polri dan Satlinmas memasang rambu tanda bahaya di lokasi. Warga juga diimbau tidak mendekati lokasi kejadian saat hujan deras. Beberapa alat berat berupa ekskavator disiagakan jika banjir batu kembali terjadi. (dtc)