Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Kota Medan mengaku dilibatkan di dalam proyek LRT (Light Rapid Trans) dan Bus Rapid Trans (BRT). Ketua Organda Medan, Mont Gomery Munthe berharap proyek BRT dan LRT yang dirancang oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan tidak bernasib seperti Bus Trans Mebidang (Medan, Binjai dan Deliserdang) yang kurang diminati masyarakat.
"Organda diundang untuk hadir dalam acara konsultasi publik, Kamis (besok) di Hotel Santika," kata Gomery, Rabu (4/4/2018).
Gomery mengatakan, pihaknya akan menyampaikan beberapa usulan, di antaranya tentang jenis bus dan rute yang akan digunakan.
"Jenis busnya Jangan seperti bus Trans Mebidang yang besar. Itu hanya akan menambah kemacetan, tidak efektif. Lebih baik gunakan bus yang lebih kecil," ucapnya.
Gomery juga berharap agar supir BRT nantinya direkrut dari supir angkutan kota konvensional. Begitupun jumlah armada harus dibatasi, jangan sampai jumlah bus yang terlalu banyak.
"Harus disesuaikan antara jumlah armada dengan jumlah bus," kata bos angkutan kota Rahayu Medan Ceria (RMC) ini.
Bukan hanya itu, dia juga meminta agar Pemko Medan mempersiapkan infrastruktur terlebih dahulu, mulai dari halte, dan koridor. "Jangan sampai seperti bus Trans Mebidang, naik turun penumpang tidak sesuai halte. BRT nanti tidak boleh seperti itu," jelasnya.
Permintaan terakhir dari Organda, kata dia, yakni melibatkan pengusaha angkutan yang ada di dalam Organda ketika pengadaan bus.
"Di organda banyak pengusaha bus, seperti bos ALS, banyak yang lain. Kalau bisa pengusaha lokal yang diberdayakan,"pungkasnya.
Seperti diketahui Pemko Medan saat ini tengah mengebut pembahasan pembangunan proyek kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) dan Bus Rapid Transport (BRT). Jika tak mengalami kendala cukup berarti, proyek transportasi massal di Medan ini mulai dibangun pada tahun depan.