Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Teheran. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa setiap langkah perundingan dengan Israel akan menjadi 'kesalahan yang tidak bisa dimaafkan'. Komentar ini disampaikan Khamenei setelah putra mahkota Arab Saudi menyebut Israel berhak hidup damai di tanahnya sendiri.
Otoritas Saudi selama ini tidak mengakui Israel secara resmi. Tidak ada hubungan diplomatik antara Saudi dan Israel. Namun putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS, dalam komentar langkanya itu seolah mengindikasikan mencairnya hubungan bilateral kedua pihak.
"Pergerakan menuju perundingan dengan rezim (Israel) yang curang, berbohong dan menindas merupakan sebuah kesalahan besar, yang tidak bisa dimaafkan yang akan memundurkan kemenangan rakyat Palestina," sebut Khamenei dalam pernyataan terbaru yang diposting di situs resminya, seperti dilansir Reuters, Kamis (5/4).
Dalam pernyataannya ini, Khamenei tidak secara terang-terangan menyebut Saudi. Dia hanya menyatakan bahwa, telah menjadi tugas seluruh umat muslim untuk mendukung gerakan perlawanan Palestina. Khamenei juga menyatakan akan melanjutkan dukungan Iran pada kelompok Hamas.
Pernyataan Khamenei yang dirilis Rabu (4/5) waktu setempat ini, merupakan balasan atas surat yang diterimanya dari Ketua Hamas Ismail Haniya, yang mengkritik dukungan pemerintahan Arab di kawasan untuk AS. Diketahui bahwa 17 demonstran Palestina tewas dalam bentrokan terbaru dengan tentara Israel saat unjuk rasa di Gaza.
Dalam pernyataannya, Khamenei menyerukan rakyat negara-negara muslim untuk mengalahkan Israel. "Dengan perjuangan yang intens dan terencana, mereka seharusnya memaksa musuh untuk mundur hingga titik ajal," ucap Khamenei.
Komentar langka MBS soal Israel disampaikan dalam wawancara dengan Jeffrey Goldberg, pemimpin redaksi majalah Amerika Serikat (AS), The Atlantic, di sela-sela kunjungannya selama tiga pekan di AS. Jawaban itu disampaikan MBS saat ditanya soal: "Apakah rakyat Yahudi punya hak atas setidaknya bagian dari kampung halaman nenek moyang mereka?"
"Saya percaya bahwa setiap orang, di manapun, berhak untuk hidup di negara mereka dengan damai," jawab MBS dalam wawancara itu. "Saya percaya warga Palestina dan Israel berhak untuk memiliki tanah mereka sendiri. Namun kita harus memiliki perjanjian damai untuk memastikan stabilitas bagi semua orang dan untuk memiliki hubungan yang normal," imbuhnya.
Setelah komentar MBS tersebut banyak dibahas media internasional, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menegaskan dukungan untuk Palestina. Pernyataan Raja Salman itu disampaikan dalam percakapan telepon dengan Presiden AS Donald Trump pada Senin (2/4) waktu setempat.
Hubungan Saudi dan Israel mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Terlebih, kedua negara sama-sama memandang Iran sebagai ancaman luar terbesar mereka dan sama-sama memandang AS sebagai sekutu mereka. Yang terbaru, Saudi membuka wilayah udaranya untuk pertama kalinya bagi penerbangan komersial ke Israel. (dtc)