Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Aksi "penyanderaan" mewarnai demonstrasi ratusan mahasiswa di DPRD Sumut, Senin (9/4/2018). Anggota dewan dari Fraksi Partai Amanat Nasional Rivai Tambunan yang berniat memberi penjelasan tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sempat tidak diizinkan turun dari mobil pick up yang dibawa mahasiswa.
Mahasiswa menagih janji DPRD Sumut mengingat dua minggu sebelumnya saat berdemonstrasi mereka dijanjikan akan diundang hadir di acara rapat dengar pendapat, di mana pihak Pertamina akan dihadirkan. Akan tetapi janji tersebut tidak dipenuhi.
"Anggota berikut Ketua DPRD Sumut telah membohohongi kita, membohongi rakyat dan mahasiswa. Jangan kasi turun anggota DPRD ini kalau mereka tidak bisa menghadirkan Pertamina mempertanggungjawabkan kenaikan harga BBM," kata Presiden Mahasiswa USU, Wira Putra.
Kata Wira, pasca mereka melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM sesungguhnya beberapa kelompok mahasiswa lainnya juga melakukan hal serupa. Kalau kemudian DPRD Sumut tidak bisa menghadirkan Pertamina, artinya mereka tidak melakukan apapun. DPRD Sumut penipu dan pembohong.
Rivai dalam orasinya menyatakan penentu kenaikan harga BBM adalah Menteri ESDM dan Menteri Keuangan. Pertamina, sekalipun hadir di DPRD Sumut, tidak bisa membatalkan kenaikan harga BBM. Mereka hanyalah pelaksana.
Pantauan medanbisnisdaily.com di lokasi demonstrasi, Rivai "ditahan" di atas mobil pick up. Dia tidak diperkenankan turun walau dengan alasan hendak menunaikan sholat. Mahasiswa mengepung sekeliling mobil pick up guna mencegah Rivai "melarikan diri".
Kendati Rivai menawarkan kepada mahasiswa yang berasal dari empat kampus berbeda tersebut untuk berdialog di dalam gedung dewan, mereka tetap menolak.