Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bandung. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar prihatin dengan tewasnya puluhan orang akibat menenggak minuman keras (miras) oplosan di sejumlah daerah. MUI meminta tokoh agama di Jabar hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mencegah hal tersebut kembali terulang.
Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar mengatakan tragedi miras oplosan menewaskan banyak orang ini merupakan tamparan bagi tokoh agama. Pasalnya, sambung dia, peran tokoh agama dan metode dawah yang dilakukan selama ini kurang efektif.
"Ini tamparan untuk para dai, ustaz, kyai dan ulama. Kalau hanya ceramah di televisi dan radio sudah kurang efektif sekarang. Yang diperlukan kehadiran langsung di tengah-tengah masyarakat," kata Rafani saat ditemui di salah satu kafe, Jalan Lengkong Besar, Kota Bandung, Selasa (10/4).
Ia menuturkan MUI mempunyai program pendidikan kader ulama yang nantinya akan ditempatkan di tengah-tengah masyarakat. Sebab, sambung dia, hal ini dinilai lebih efektif untuk mencegah tindak-tindakan yang merugikan.
"Saya yakin kalau ustaz enggak hadir di tengah masyarakat, kasus kayak gini akan terus ada," ungkap dia.
Bukan hanya hadir di tengah-tengah masyarakat, tokoh agama juga harus bersinergi dengan tokoh masyarakat. Mereka bisa berbagi peran untuk memberikan suasana sejuk di masyarakat.
"Di sinilah pentingnya sinergi antara ulama dan umaro. Umaro melakukan pengawasan dengan ketat, ulama memberikan pembinaan spiritual agama, saya kira mendesak itu," tutur Rafani.
Hal terpenting lainnya yaitu peran keluarga. Tidak bisa dibantahkan peran keluarga sangat penting dalam membentuk karakter seseorang. Sehingga, sambung dia, perlu keteladanan dari orang tua.
"Memang basic-nya itu di keluarga. Makanya dalam islam pembinaan keluarga menempati urutan pertama madrasah pertama hidup. Kuncinya keteladanan orang tua," kata Rafani. (dtc)