Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sastrawan Danarto meninggal dunia, Selasa malam (10/4/2018). Kabar itu langsung ditanggapi para netizen dengan mengirim ungkapan belangsungkawa. Tidak terkecuali para sastrawan/seniman di Sumatera Utara.
Hari ini Rabu (11/4/2018) di sejumlah grup seniman/penulis/sastrawan yang ada di Sumatera Utara, tak henti-henti menulis ungkapan belasungkawa atas kepergian sastrawan berumur 77 tahun itu.
Salah seorang sastrawan asal Sumut, Damiri Mahmud mengenang Danarto sebagai sastrawan yang lapang hati. Damiri pun mengisahkan kesannya tentang Danarto. Pada tahun 1986, DKJ menggelar (pertemuan sastrawan-red) 50 tahun polemik kebudayaan yang menghadirkan Sutan Takdir Alisjahbana (STA).
Kala itu Mas Danarto menyerang STA habis-habisan. Giliran saya balik menyerang Danarto sampai ke karya karyanya. Saya ingat saya sudah geram. Akan tetapi Mas Danarto ketawa saja. Tanpa beban. Dia memang dikenal lapang hati. Tak mudah emosional, tulis Damiri.
Sastrawan Sumut lainnya, Sugeng Satya Dharma, mengaku kagum dengan tulisan-tulisan Danarto yang disebutnya sastrawan "gelap" itu. Salah satunya cerpen Danarto yang paling disukai Sugeng berjudul Armageddon.
Selain itu Sugeng juga mengagumi salah satu esai Danarto yang terbit di koran Berita Buana tahun 80-an berjudul "Mustahil Tuhan Tak Ikut Bermain. Mustahil Tuhan Ikut Bermain" yang juga dipaparkan pada pertemuan sastrawan 1986 itu.
Dalam dunia sastra Tanah Air, Danarto dikenal sebagai sastrawan sufistik. Sebagian besar karya-karyanya sangat islami. Nilai-nilai keislamian itu ia hadirkan dengan lompatan-lompatan imajinasi yang mencengangkan.
Hal itu dapat dilihat sejumlah buku kumpulan cerpennya antara lain berjudul "Godlob" (1975) "Adam Ma'rifat" (1982) "Setangkai Melati di Sayap Zibril" (2001). Cerpen-cerpennya banyak digubah menjadi teks teater oleh kelompok-kelompok teater di Indonesia.
Selain sebagai sastrawan, penerima penghargaan SEA Write Awards dari Kerajaan Thailand 1988, juga sebagai seorang pelukis. Lukisannya banyak yang terinspirasi dari cerpen-cerpennya. Danarto pernah membuat geger dunia lukis Tanah Air dengan menggelar pameran bertajuk kanvas kosong (1973). Dalam pameran itu ia memamerkan kanvas-kanvas kosong.
Danarto kelahiran Sragen Jawa Tengah, 27 Juni 1940 ini, meninggal dunia setelah tertabrak sepeda motor di Jalan H Juanda, Ciputat, Tangerang, Selasa siang (10/4/2018). Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati. Namun pada malamnya, nyawanya tak tertolong. Jenazah Danarto dimakamkan di Sragen hari ini.