Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Hari ini, Minggu (15/4/2018), langit di Kelurahan Paya Pasir, Medan Marelan, Kota Medan, di areal Danau Si Ombak Indah, meriah oleh ratusan layang-layang aneka bentuk, rupa dan warna. Ini adalah hari pertama festival layang-layang yang digelar oleh Komunitas Layang-layang Paya Pasir bersama Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumut-Aceh, Disbudpar Sumut dan masyarakat Kelurahan Paya Pasir, Medan Marelan.
Menurut Agus Susilo, salah seorang inisiator festival, layang layang bukan hanya permainan anak anak semata, layang layang adalah jejak peradaban kuno yang ada sejak masa prasejarah.
Dikatakan Agus, menurut buku yang diterbitkan Museum Layang Layang Jakarta, di Gua Muna Sulawesi, lukisan manusia bermain layang layang telah ada 15.000 tahun yang lalu.
"Orang Melayu di Sumatera Timur, sudah lama memiliki tradisi bermain layang layang. Di Museum Layang layang Jakarta, ada ditampilkan beberapa jenis layang layang asal Langkat dan Serdang," katanya pada medanbisnisdaily.com, Minggu (15/4/2018).
Ditambahkan Agus, di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan, di kawasan sekitar Museum Situs Kota China, jejak peradaban Melayu ini masih bertahan, lewat 3 jenis layang layang tradisional yang masih dimainkan warga, yakni sari bulan, tanduk dan paha ayam.
Hal juga sama disampaikan sejarawan dari Unimd, Ichwan Azhari, yang ikut menggagas kegiatan ini. Ichwan mengatakan, festival ini nantinya masih akan berlangsung pada 22 dan 29 April 2018. Selama 3 kali hari Minggu.
Selain menampilkan atraksi layang layang Melayu, lomba bermain layang layang, pameran layang layang, juga digelar workshop bagaimana cara membuat layang layang tradisional.
"Kami mengundang Anda dan keluarga berwisata budaya di tepi Danau Siombak menikmati layang-layang yang bertaburan di angkasa," katanya.
.