Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Badan Intelijen Negara (BIN) menegaskan tidak akan berpihak pada calon-calon di pilkada dan bahkan pada calon di Pilpres 2019. Netralitas ini akan dijaga termasuk kepada Presiden Joko Widodo yang telah diusung dalam Pilpres 2019.
"Kembali saya jelaskan, seluruh personel intelijen di BIN khususnya, diikat dalam satu sumpah, namanya Sumpah Intelijen. Salah satu poinnya menyebutkan 'demi Allah saya bersumpah akan menjunjung tinggi, Hak Asasi Manusia, Demokrasi, dan Supremasi Hukum'," kata Direktur Perencanaan Pengendalian Kegiatan dan/atau Operasi Deputi Komunikasi dan Informasi BIN, Antonius Hudidaya Bhakti saat berbincang, Senin (16/4).
Antonius mengatakan jika BIN berpihak pada salah satu calon di pilpres merupakan pelanggaran dalam demokrasi dan supremasi hukum. Dia menegaskan personel BIN tak akan melakukan hal tersebut.
Menurutnya, isu yang berkembang mengenai operasi intelijen sebagai alat presiden merupakan hal yang keliru.
"Intelijen sering dipersepsikan sebagai sesuatu yang hampa nilai," ucapnya.
Intelijen diharuskan bekerja berlandaskan nilai moral. Karena moral adalah habitat intelijen negara. Selain itu dengan moral dapat terlihat apakah seorang intelijen baik atau buruk.
"Moral tidak sekadar menilai benar atau salah, sebagaimana penilaian hukum. Oleh karena itu, intelijen senantiasa hidup dalam kehidupan setiap bangsa, tempat hidup individu, dan masyarakat Indonesia," terangnya. (dtc)