Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Pemerintah tampak sangat serius dalam upayanya untuk menyingkirkan peredaran Telegram, yang notabene berasal dari negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Roskomnadzor, sebuah lembaga nasional Rusia yang bertanggung jawab dalam sektor komunikasi dan media massa, mengumumkan telah memblokir alamat IP yang dimiliki oleh Google dan Amazon. Hal tersebut dikarenakan alamat IP yang bersangkutan ternyata digunakan oleh Telegram.
Alexander Zharov selaku Kepala Roskomnadzor mengatakan bahwa pihaknya sudah memblokir 18 sub-jaringan serta sejumlah besar alamat IP milik Google dan Amazon. Pemblokiran ini akan mencegah para pengguna internet di Rusia untuk mengakses Telegram serta layanan lain yang menyalurkan kontennya lewat teknologi cloud milik kedua perusahaan tersebut.
"Kami mendapat informasi bahwa kedua perusahaan ini memiliki banyak alamat IP yang mengarah pada layanan cloud milik keduanya. Layanan tersebut telah diblokir terkait dengan keputusan pengadilan untuk memblokir Telegram," kata Zharov, seperti di kutip dari Reuters, Rabu (18/4).
Pria yang menjabat sebagai Kepala Roskomnadzor sejak 2012 ini berharap bahwa pihaknya akan mendapat respons yang baik dari Amazon dan Google pada Rabu waktu setempat.
Sebelumnya, Roskomnadzor telah memblokir akses user terhadap Telegram sejak Senin lalu. Hal ini setelah pengadilan di Tagansky, Moscow, menjatuhi hukuman tersebut setelah penyedia layanan berbagi pesan besutan Pavel Durov enggan untuk memberikan kunci enkripsi kepada pihak berwajib.
Karena posisinya dianggap sebagai operator penyebar informasi di Rusia, Telegram diharuskan untuk menyerahkan kunci enkripsi agar Federal Security Service dapat melacak keterkaitan jejaring sosial tersebut dengan hal-hal berbau terorisme. (dtn)