Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tel Aviv - Otoritas Israel menyebar banyak selebaran di Jalur Gaza menjelang kembali digelarnya unjuk rasa besar-besaran oleh warga Palestina. Selebaran itu berisi peringatan bagi warga Palestina agar tidak mendekati pagar perbatasan.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (20/4/2018), ribuan warga Palestina diperkirakan akan kembali berkumpul di sepanjang perbatasan Gaza dengan Israel pada Jumat (20/4) waktu setempat, untuk berunjuk rasa. Aksi semacam ini biasanya memicu bentrokan dengan militer Israel.
Ini merupakan pertama kalinya Israel menyebarkan selebaran sebelum unjuk rasa digelar. Penyebaran yang menggunakan pesawat Israel ini dilakukan pada Jumat (20/4) pagi waktu setempat, di sepanjang perbatasan Israel-Gaza.
Dalam selebarannya, Israel menuding kelompok Hamas yang disebutnya sengaja memicu kerusuhan dan berupaya melancarkan serangan, dengan memanfaatkan unjuk rasa itu.
"Organisasi teror Hamas memanfaatkan Anda demi melancarkan serangan teror," demikian bunyi selebaran yang disebarkan Israel itu.
"IDF (Angkatan Bersenjata Israel) bersiap untuk seluruh skenario. Jauhi pagar (perbatasan) dan jangan coba-coba merusaknya," imbuh selebaran itu.
Beberapa bulan terakhir, warga Palestina selalu menggelar unjuk rasa setiap hari Jumat. Unjuk rasa ini masih bagian dari protes besar-besaran menuntut ditegakkannya hak-hak para pengungsi Palestina yang digusur usai terbentuknya Israel, yang menduduki wilayah Palestina. Aksi protes semacam ini telah digelar sejak 30 Maret lalu dan diperkirakan akan terus berlangsung setiap minggu hingga 15 Mei mendatang.
Bentrokan yang terjadi setiap unjuk rasa digelar selalu melibatkan aksi penembakan oleh tentara Israel, yang mengklaim mereka hanya menembak demonstran yang menjadi provokator dan berniat menyusup ke Israel via perbatasan.
Penembak jitu (sharpshooter) dari militer Israel dikerahkan setiap kali unjuk rasa digelar. Siapa saja yang mendekati perbatasan langsung ditembak oleh Israel. Taktik Israel ini memicu kritikan dari komunitas internasional. dtc