Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Pertumbuhan ekonomi dan kondisi keuangan global disebut masih cukup akomodatif meskipun diwarnai oleh proses normalisasi kebijakan moneter negara maju.
Momentum positif perbaikan perekonomian didorong oleh pemulihan perdagangan global, aktivitas investasi, serta terjadi merata baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Bank Indonesia juga mendukung rekomendasi kebijakan IMF untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, meningkatkan resiliensi, serta mengutamakan prioritas kebijakan jangka menengah dan panjang dengan terus melakukan reformasi di sektor riil, fiskal, dan upaya pendalaman pasar keuangan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan kebijakan Indonesia telah konsisten dan sesuai dengan respons kebijakan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan perekonomian global.
"Yaitu melalui kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijakan makro-mikroprudensial, serta kebijakan struktural termasuk melalui kebijakan sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah yang diarahkan mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih kuat, berkelanjutan, berimbang, dan inklusif," kata Agus dalam keterangan resmi, Selasa (24/4).
Agus menjelaskan pertumbuhan ekonomi global tersebut sejalan dengan prakiraan Bank Indonesia seperti dituangkan dalam keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 19 April 2018.
Lebih lanjut, Bank Indonesia juga memandang bahwa penggunaan kebijakan makroprudensial dibutuhkan untuk memantau risiko dan eksposur aset di sektor keuangan. Selain itu, peningkatan kerja sama multilateral menjadi sangat relevan saat ini mengingat adanya ancaman proteksionisme pada sistem perdagangan global.
Bersamaan dengan pelaksanaan Pertemuan Musim Semi tersebut juga diselenggarakan pertemuan G20 Finance Ministers and Central Bank Governors. Indonesia beserta negara-negara G20 sepakat memperkuat kerja sama untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif.
BI setuju bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengatasi permasalahan struktural yang menghambat pertumbuhan ekonomi, memastikan dampak perkembangan teknologi informasi bagi perekonomian, mengatasi ketimpangan yang umumnya dialami kaum wanita dan memitigasi risiko melalui berbagai kebijakan yang ada. Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah, dan Lembaga/Instansi terkait terus berupaya untuk mengoptimalkan berbagai momentum positif dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan memperkuat struktur perekonomian.
Rangkaian pertemuan Musim Semi International Monetary Fund (IMF) 2018 yang berlangsung di Washington D.C., Amerika Serikat pada 19-21 April 2018 menyoroti perbaikan ekonomi global yang terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan meningkat dari 3,8% di 2017 menjadi 3,9% pada 2018 dan 2019. Rangkaian pertemuan tersebut dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.(dtf)