Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Mexico City. Dua tersangka pembunuhan tiga mahasiswa Meksiko, yang jenazahnya dilarutkan dalam cairan asam, telah ditangkap. Kepolisian Meksiko masih memburu enam tersangka lainnya.
Seperti dilansir media Amerika Serikat (AS), Los Angeles Times, Selasa (24/4), tiga mahasiswa Meksiko yang tewas itu diidentifikasi sebagai Javier Salomon Aceves (25), Jesus Daniel Diaz (20) dan Marco Garcia Avalos (20). Ketiganya diketahui kuliah di University of Audiovisual Media di Guadalajara, ibu kota negara bagian Jalisco.
Diungkapkan sejumlah pejabat kantor Jaksa Agung Negara Bagian Jalisco, dua tersangka telah ditangkap terkait pembunuhan keji ini. Surat perintah penangkapan telah dirilis untuk enam tersangka lainnya yang masih diburu. Jaksa Agung Negara Bagian Jalisco, Raul Sanchez, menyatakan penyelidikan atas kasus ini masih berlanjut.
Dalam konferensi pers terbaru, kantor Jaksa Agung Negara Bagian Jalisco mengungkapkan rincian pembunuhan tiga mahasiswa itu yang melibatkan aksi melarutkan jenazah dalam cairan asam. Hasil penyelidikan jaksa Jalisco menunjukkan ketiga mahasiswa itu disiksa sebelum dibunuh.
"Sesudah itu, jenazah-jenazah mereka dilarutkan dalam cairan asam agar tidak ada jejak mereka yang tertinggal," demikian pernyataan kantor Jaksa Agung Negara Bagian Jalisco.
Pemimpin penyelidikan kasus ini, Lis Torres, menuturkan kepada wartawan, para pelaku awalnya memukuli salah satu mahasiswa hingga tewas. Kemudian mereka memutuskan untuk 'mengeksekusi mati dua orang lainnya'.
Kartel narkoba Jalisco New Generation Cartel (CJNG) diduga kuat bertanggung jawab atas kejahatan keji ini. Praktik melarutkan jenazah korban dalam cairan asam untuk menghilangkan jejak, menjadi taktik yang banyak dikaitkan dengan kartel-kartel narkoba di Meksiko.
Dalam kasus ini, otoritas Meksiko menyatakan bukti genetik yang ditemukan di dua dari tiga rumah terkait pembunuhan ini, memberikan keterkaitan forensik dengan ketiga mahasiswa itu. Dalam salah satu rumah yang digeledah, penyidik menemukan sejumlah senjata api dan 46 barel asam sulfat. Dugaan juga menyebut jenazah sejumlah korban lainnya, selain tiga mahasiswa ini, dibuang ke lokasi berisi asam sulfat itu.
Motif para pelaku menculik dan membunuh tiga mahasiswa ini juga telah diungkap. Disebutkan jaksa, para pelaku salah mengira ketiga mahasiswa itu sebagai anggota geng rival mereka. Padahal diketahui ketiganya sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan geng kriminal setempat.
Di hari mereka menghilang pada 19 Maret, tiga mahasiswa itu sedang mengerjakan tugas sekolah di sebuah rumah di Tonala. Rumah itu milik salah satu bibi korban. Saat itu, rumah tersebut diketahui sedang 'diawasi' para pelaku. Kehadiran tiga mahasiswa memancing kecurigaan para pelaku. Menurut keterangan saksi mata, sejumlah pria bersenjata yang mengaku sebagai polisi, mencegat tiga mahasiswa itu saat mobil mereka mogok. Ketiganya menghilang sejak saat itu, sebelum akhirnya dinyatakan telah tewas. (dtc)